Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah masih bisa tambah utang Rp 359,12 triliun tahun depan. Tambahan utang itu sebagai langkah menambal defisit APBN.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara mengatakan angka defisit tersebut naik tipis lantaran adanya penyesuaian asumsi kurs menjadi Rp 14.500 per dolar AS.
"Kebijakan fiskal kita tahun depan masih ekspansif, artinya kita masih membelanjakan lebih besar daripada yang diterima negara," kata Suahasil di ruang rapat Banggar DPR, Jakarta, Kamis (20/9/2018).
Koordinator panja pemerintah ini menyebutkan, angka defisit anggara Rp 359,12 triliun ini setara dengan 1,84% terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Kalau dari defisit ini itu secara persentase dalam PDB dia menurun terus, tertinggi pada 2015 yaitu 2,59%, lalu menurun tahun ini 2,12%, secara nominal defisit itu turun, " jelas dia.
Penambalan defisit anggaran yang sebesar Rp 359,12 triliun di tahun depan pun akan dilakukan dengan cara penerbitan surat berharga negara (SBN).
Dia merinci, terdapat SBN neto yang jumlahnya tetap sama sesuai nota keuangan yaitu sebesar Rp 386,21 triliun. Selanjutnya pinjaman neto yang sebesar minus Rp 27,09 triliun
Dengan defisit yang sebesar 1,84% terhadap PDB, Suahasil mengatakan hal tersebut membuat defisit keseimbangan primer tahun depan menurun menjadi Rp 21,7 triliun.
"Tahun ini keseimbangan primer defisit Rp 64,8 triliun dengan defisit 2,12%, tahun depan tinggal Rp 21,7 triliun," ungkap dia.
Sedangkan untuk pembiayaan non utang, Suahasil menyebutkan targetnya sebesar Rp 60,1 triliun atau turun Rp 2 triliun karena ada pengurangan Rp 2 triliun pada suntikan modal yang diterima oleh LPDB.
"Dana pengembangan pendidikan di nota keuangan PMN Rp 20 triliun, lalu diusulkan turun menjadi Rp 18 triliun, kami mengerti keperluan untuk bentuk lain, kami setuju dana pengembangan pendidikan LPDP Rp 18 triliun," tutup dia. (dtf)