Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. China membeli banyak emas selama setahun terakhir. Selain karena konflik Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina, tindakan China turut mendorong kenaikan harga emas di pasar.
Mengutip DW, Rabu (10/4/2024), harga emas tercatat sempat menembus angka US$ 2.300 per troy ounce.
Hal ini karena emas dipandang mayoritas investor sebagai komoditas yang aman di tengah gejolak dan potensi devaluasi mata uang. Sebagaimana bank sentral lainnya, Bank Sentral China alias People's Bank of China (PBC), pun meningkatkan kepemilikan emas mereka.
PBC telah menambah cadangan emas mereka selama 16 bulan berturut-turut menurun Dewan Emas Dunia. Pada 2023, PBC membeli emas lebih banyak dari bank sentral lainnya. Pembelian emas China mencapai sebesar 225 metrik ton atau seperempat dari 1.037 ton yang dibeli seluruh bank sentral dunia.
Sementara pada Januari dan Februari saja, analis senior EMEA di Dewan Emas Dunia Krishan Gopaul mengatakan, PBC telah meningkatkan cadangan emas sebesar 22 ton. PBC diperkirakan menyimpan sebanyak 2.257 ton emas.
Selain PBC, konsumen China pun diketahui membeli emas berupa koin, batangan, dan perhiasan. Hal ini setelah investasi mereka di bidang real estat, mata uang yuan, dan nilai pasar saham negara tersebut anjlok karena krisis perekonomian yang dihadapi negara tersebut.
China membeli banyak emas untuk melepaskan ketergantungan dari dolar AS. Pembelian emas dilakukan untuk mendiversifikasi cadangan devisa PBC.
Upaya diversifikasi ini pun sejalan dengan rencana negara-negara anggota BRICS (Brasil, Russia, India, China, dan Afrika Selatan), yang mencoba untuk mendominasi perekonomian global pada 2050.
BRICS bahkan telah mendiskusikan ide mengenai mata uang bersama di masa depan, yang berpotensi menantang dolar sebagai mata uang cadangan dunia.(dtf)