Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Kemenkum HAM membiarkan narapidana dan tahanan di Lapas Palu dan Rutan Donggala sementara waktu berada di luar sel karena musibah gempa di Sulteng. Alasannya kondisi lapas/rutan masih rusak.
"Iya. Tapi banyak yang melapor lagi. Tapi ada yang beberapa tempat dan ruang di Palu, ada yang bisa digeser ke situ. Di Donggala yang parah. Kan waktu dalam dibakar sama mereka," ujar Menkum HAM Yasonna Laoly di Istana Kepresidenan, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (2/10/2018).
Yasonna menggambarkan situasi Rutan Donggala panik saat terjadi gempa berkekuatan 7,4 SR. Dengan alasan kemanusiaan, masih ada napi yang belum dikembalikan ke sel.
"Kan kondisinya parah banget, roboh. Yang di Donggala karena mereka dikunci para napinya marah karena takut gempa susulan terus-menerus, akhirnya dilepas. Banyak juga yang melapor kembali, tapi mau bagaimana lapasnya hancur begitu. Makanan juga harus kita sediakan. Jadi kondisinya sangat hectic, panik, mereka khawatir pada keluarganya. Jadi sementara karena alasan kemanusiaan dulu, lapasnya hancur, mau gimana? Tembok roboh, saat gempa susulan mereka khawatir tertimpa reruntuhan," papar Yasonna.
Yasonna memerintahkan Kanwil Kemenkum HAM di Sulteng membuat perencanaan ke depan pasca insiden tersebut. Proses pendataan napi dan tahanan yang kabur terus dilakukan.
"Pendataan kan jalan terus. Ada itikad baik melapor, pulang. Sekarang kalau masalah tempat, evakuasi, sementara kita harapkan biar dulu dibuat planning yang rapi soal itu. Jangan nanti asal dimasukkan, gempa lagi, meninggal banyak juga, kita yang jadi urusan," ujar Yasonna. dtc