Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - PKS merombak pengurusnya di beberapa daerah, salah satunya Sumatera Utara. Ada angin apa? PKS menepis ada keretakan.
Perombakan pengurus di Sumut diungkap oleh anggota Majelis Syuro PKS Tifatul Sembiring. Tifatul menyebut ini bagian dari penyegaran, bukan keretakan.
"Saya tekankan di sini bahwa perombakan ini adalah semacam tour of duty biasa, tidak ada hubungannya dengan isu-isu yang beredar di media sosial bahwa PKS retak dan sebagainya. PKS hanya satu, tidak ada PKS yang lain," kata Tifatul dalam keterangan tertulis, Rabu (17/10/2018).
Keputusan perombakan struktur PKS Sumut ini dibacakan Tifatul hari ini di Hotel Madani Medan, Medan, Sumut. Lewat perombakan itu, kini DPW PKS Sumut resmi dipimpin Hariyanto.
Sebelumnya, PKS mencopot pengurus DPW PKS Bali, yang menyebabkan kader lainnya ramai-ramai mengundurkan diri. Ketua DPP PKS Ledia Hanifa mengatakan pencopotan tersebut untuk menyiapkan diri dalam Pemilu 2019.
"Kita mau menghadapi pemilu. Perlu struktur yang siap bergerak untuk pemenangan partai pada 2019," kata Ledia melalui pesan singkat, Sabtu (29/9/2018).
Sementara itu, Direktur Pencapresan PKS Suhud Aliyudin mengakui adanya kader di DPW Bali yang mundur dari partai. Namun hal itu tak mempengaruhi soliditas partai untuk Pemilu 2019.
"Kader yang mundur ada, tapi secara keseluruhan tidak sampai mengganggu soliditas partai dalam menghadapi Pemilu 2019," kata Suhud saat dimintai konfirmasi terpisah.
Perombakan pengurus PKS di daerah ini mendapat reaksi keras dari Fahri Hamzah. Fahri, kader yang posisinya masih berpolemik dengan PKS, menyebut PKS sudah mendekati akhir.
"Makanya ini yang saya sebut tanda akhir, sudah. Karena peristiwa yang begitu besar ya, orang mengundurkan diri jadi caleg, beberapa provinsi menyatakan diri mundur, eh pimpinannya menganggap tidak ada apa-apa. Kok bisa kayak gitu?" cetus Fahri di gedung DPR Senayan, Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Apakah perombakan ini berkaitan dengan Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) yang digagas eks Presiden PKS Anis Matta menurut Fahri?
"Saya kira itu adalah kelanjutan dari konflik yang ada di dalam yang tidak bisa diselesaikan," kata Fahri.
Reaksi keras juga datang dari loyalis Anis Matta, Mahfudz Siddiq. Mahfudz menyebut perombakan itu merupakan bersih-bersih terhadap loyalis Anis, yang merupakan eks Presiden PKS.
"Penggantian massal jajaran pengurus wilayah PKS Sumatera Utara kelanjutan dari pembersihan unsur Osan. Osan adalah istilah yang dipakai tim intelijen PKS untuk menyebut para pendukung Anis Matta," kata Mahfudz saat dimintai konfirmasi, Rabu (17/10/2018). dtc