Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Budaya Batak mulai terdegradasi. Terbukti dengan tidak diikuti keinginan warganya memahami huruf Batak.
"Kemungkinan ini akan timbul dalam waktu dekat, karena banyak bangsa Batak tidak mau belajar bagaimana huruf Batak yang sebenarnya," ujar Pdt Demak Simanjuntak, Sabtu (10/11/2018), dalam Seminar Bahasa Batak Palambok Pusupusu, di Aula SMKN 1 Balige, Toba Samosir.
Dia mengatakan, kebudayaan Batak itu sangat tinggi. Salah satu buktinya memiliki aksara sendiri. Ia mengatakan, tidak banyak suku yang memiliki akasara sendiri.
"Kita cermati seluruh bangsa atau suku, apakah seluruhnya memiliki huruf atau aksara seperti kita miliki huruf Batak"" tanya Pdt Demak Simanjuntak.
Menurut Ketua Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP di Sipoholon, Tapanuli Utara ini, kini saatnya warga Batak melestarikan budayanya sendiri, tidak meninggalkan aksara Batak dengan menganjurkan generasi mudahnya mempelajari aksara Batak.
"Ini menjadi tanggung jawab bersama. Bahasa Batak harus menjadi bahasa pengantar di kalangan bangsa Batak," terangnya.
Menurutnya, HKBP sebagai wadah gereja terbesar di Indonesia akan komitmen untuk melestarikan kebudayaan Batak sebagai kekayaan budaya. Dibuktikan dengan seluruh tata ibadah gereja selalu dengan bahasa Batak.
"Seharusnya kita sebagai bangsa Batak harus bertanggung jawab mempertahankan bahasa batak dan tidak meninggalkan seperti bukan orang Batak," ucapnya.
Tampil juga sebagai narasumber Kadis Parwisata Tobasa, Audhi Murphy Sitorus; Kepala Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak Universitas HKBP Nommensen, Manguji Nababan; satrawan Nestor Tambunan; Guru Besar FKM USU, St Prof DR Albiner Siagian; Sekdis Pendidikan Tobasa, Parlindungan Pospos. Seminar dibuka Asisten III Pemkab Tobasa, Parulian Siregar.