Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatra Utara (Diskanla Sumut) mencatat jumlah nelayan di provinsi ini sebanyak 170.000 orang. Dari jumlah tersebut, belum seluruhnya mendapatkan asuransi jiwa. Hingga awal Desember tahun ini, klaim asuransi sudah mencapai Rp 3,7 miliar.
Kepala Diskanla Sumut, Mulyadi Simatupang, mengatakan, kepada medanbisnisdaily.com, Rabu (19/12/2018). klaim asuransi tersebut untuk 54 orang meninggal dunia, 3 orang cacat tetap dan 3 orang biaya pengobatan.
Angka tersebut menurutnya bisa bertambah karena saat ini sedang memproses 10 orang nelayan lagi. Dia memprediksi nilai rupiahnya akan mencapai angka Rp 5 miliar. Dengan demikian, tahun ini lebih tinggi dari 2017 yang premi asuransinya dengan PT Asuransi Ramayana, menyentuh 3,1 miliar.
Menurutnya, tantangan dan resiko nelayan dalam pekerjaannya cukup tinggi. Karenanya asuransi diberikan untuk membantu nelayan. Dia mengakui bahwa dari 170.000 nelayan baru 40 persen atau sekitar 70.000-an yang terkover asuransi. Sisanya sebanyak 80.000-an masih dalam proses.
"Tahun 2019 mendatang, pihaknya menganggarkan asuransi untuk 10.000 orang nelayan. Karena kan resiko nelayan ini kan besar," katanya.
Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Tanjungbalai Muslim Panjaitan mengatakan, asuransi bagi nelayan sangat dibutuhkan. Ketika menjalankan profesinya, nelayan dihadapkan pada situasi yang semakin sulit diprediksi. Faktor alam, kesehatan, dan kecelakaan kerja menjadi tantangan, selain modal.
Menurutnya, sudah seharusnya nelayan mendapatkan asuransi. Nelayan, sebelum berangkat melaut, dia dihadapkan pada modal. Selanjutnya faktor alam. Banyak faktor yang sebenarnya saling terkait dan menjadi tantangan bagi nelayan. Di Tanjungbalai, sekitar 60% adalah nelayan penumpang atau hanya menjalankan kapal milik orang lain.
Anggota KNTI di Tanjungbalai ada sekitar 2.000 orang dan masih banyak yang berada di luar KNTI. Untuk mencari ikan pun, nelayan harus dalam kondisi sehat. Keberadaan asuransi, kata dia, akan sangat berguna bagi nelayan ketika ingin berobat. Karenanya, pihaknya menyambut positif adanya asuransi bagi nelayan.
"Asuransi harus diberikan kepada yang tepat dan berhak sebagai penerima. Sosialisasi tentang asuransi harus dilakukan secara maksimal agar bisa diketahui dan dipahami nelayan," katanya.