Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Bojonegoro. PT Pertamina EP Cepu (PEPC) telah memulai pembangunan pabrik gas pada proyek pengembangan lapangan gas unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JBT) di Bojonegoro, Jawa Timur.
Dimulainya pembangunan fasilitas gas ini ditandai dengan pemancangan perdana EPC Gas Processing Facisilty (GPF) di JBT yang dihadiri oleh Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan, Direktur Hulu PT Pertamina (Persero), Dharmawan H Samsu, Deputi Operasi SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman, dan Ketua DPRD Bojonegero Sigit Kusharijanto.
Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan mengatakan progress EPC GPF telah mencapai 12% dan diharapkan progress akan bertambah maju sesuai dengan S-Curve yang telah disepakati antara PEPC dengan konsorsium RJJ selaku pelaksana pekerjaan.
"Pekerjaan ini dilakukan secara paralel dan simultan dari pekerjaan Engineering, Procurement, dan Construction sehingga dapat dilaksanakan Commissioning dan Project Completion EPC GPF pada tahun 2021," kata Jamsaton di Lapangan JBT, Jawa Timur, Jumat (4/1/2019).
Jamsaton menjelaskan, fasilitas yang akan dibangun ini menjadi awal pengeboran minyak yang diharapkan sudah bisa komisioning pada 2021. Pasalnya, EPC GPF ini merupakan pembangunan pondasi untuk seluruh fasilitas gas. Nantinya, lapangan JBT juga akan menyerap sekitar 6.000 tenaga kerja.
Dia bilang, ada empat tahap penting sampai pada akhirnya lapangan JBT benar-benar menghasilkan gas. Pertama, pembabasan lahan seluas 165 hektar sudah rampung. Tahap kedua mengenai pembangunan weel head yang sudah dilakukan. Tahap ketiga adalah pemancangan EPC GPF yang dilakukan saat ini. Dan keempat, adalah pengeboran sumur gas yang dilakukan pada April 2019.
Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu mengatakan pemancangan Perdana EPC Gas Processing Facility merupakan salah satu momentum penting dari proyek JTB.
Dia bilang, proyek EPC GPF berfungsi memproduksi gas dan kondensat dari Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru dengan produksi rata-rata raw gas sebesar 315 MMSCFD dan target gas onstream/komersil pada 2021 dengan sales gas sebesar 192 MMSCFD.
"GPF yang akan dibangun menggunakan teknologi dan dirancang guna mendapatkan keandalan operasi dan ramah lingkungan untuk berproduksi selama 25 tahun," jelas Dharmawan.
Produksi gas sebesar 192 MMSCFD tersebut nantinya akan dialirkan melalui Pipa transmisi Gresik-Semarang. Dengan cadangan gas JTB sebesar 2,5 triliun kaki kubik (TCF), JTB diharapkan dapat memberikan multiplier effect , khususnya untuk mengatasi defisit pasokan gas di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ketua DPRD Bojonegoro Sigit Kusharijanto menyampaikan dukungannya terhadap proyek JTB yang dapat memberikan multiplier effect bagi masyarakat Bojonegoro. Lebih lanjut, Sigit juga mengapresiasi upaya PEPC untuk mengimplementasikan program CSR di wilayah Bojonegoro. Hadir dalam pemancangan perdana, Deputi Operasi SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman memberikan dukungan serupa.
"Proyek JTB merupakan proyek besar yang penuh dengan tantangan dan juga bagian dari Proyek Strategis Nasional. Kami sangat mengapresiasi PEPC serta Konsorsium RJJ, kerjasama yang baik dan profesionalisme tinggi diperlukan agar pengerjaan proyek sesuai rencana," ujar Fatar Yani.
PT Pertamina (Persero) optimis PEPC yang sebelumnya telah menyumbang 25% produksi minyak mentah nasional melalui Lapangan Banyu Urip akan menunjukkan komitmen kerjanya dalam mengawal proyek JTB agar selesai sesuai target. Proyek JTB diproyeksikan akan meningkatkan pendapatan negara dari US$ 3,61 miliar selama kontrak bagi hasil (PSC). (dtf)