Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Legalisasi LGBT di Indonesia diupayakan pendukungnya secara sistematis. Selain merangsek melalui kebijakan politik juga melalui dunia pendidikan.
Demikian dikatakan Roxana Devi Tumanggor saat menjadi pembicara dalam diskusi terbatas yang digelar Koalisi Mahasiswa dan Aktivis Tolak LGBT dan difasilitasi Pemerintahan Mahasiswa (Pema) Universitas Sumatra Utara (USU), di Amaliun Food Court, Jalan Amaliun, Kota Medan, Sabtu (6/4/2019).
"Dulu kira-kira sampai tahun 1970, LGBT dikatakan termasuk satu jenis penyakit. Hal itu diajarkan dalam buku-buku psikologi yang dikeluarkan Asosiasi Psikiater dan Psikolog Amerika dan direkomendasikan WHO menjadi bacaan wajib di kampus di seluruh dunia. Tapi sekarang muncul lagi buku mereka yang mengatakan LGBT bukan penyakit namun hanya keanekaragaman variasi seks," kata Dosen Ilmu Keperawatan USU ini.
Menanggapi salah seorang penanya, Roxana menjelaskan, pencegahan LGBT tidak bisa dilakukan secara personal. Negara harus melakukan perlawanan terhadap negara-negara kapital yang mendukung LGBT.
"Selain itu, menerapkan ajaran Islam yang dengan tegas menolak LGBT, merupakan satu solusi yang bisa diambil pemerintah," kata Roxana.
Melengkapi informasi, diskusi terbatas ini dihadiri berbagai komunitas mahasiswa Islam dari berbagai kampus di Medan. Semua pesertanya adalah perempuan.