Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Belakangan, harga bawang putih terus meroket. Bahkan, sudah mengalami lonjakan 100% dibandingkan bulan Maret. Di pertengahan bulan Maret, harga bawang putih masih sekitar Rp 24.000 per kg. Sementara saat ini harganya sudah berkisar Rp 48.000 hingga Rp 50.000 per kg. Tidak heran, kenaikan harga bawang putih diperkirakan bakal mengerek inflasi Sumut sekitar 0,35% hingga 0,4% pada April.
Lalu kenapa Sumatra Utara (Sumut) harus selalu bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan, baik untuk konsumsi masyarakat maupun industri? Bagaimana sebenarnya potensi pengembangannya di Sumut? Menurut pengamat pertanian Sumut dari Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Abdul Rauf, pengembangan bawang putih di Sumut terbilang sulit.
Jika merujuk pada syarat tumbuhnya, pertanaman bawang putih paling sesuai adalah di daerah dengan ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl) atau lebih dengan tanah berbatu. Jadi daerah yang potensial di Sumut adalah dataran tinggi seperti Karo, Tapanuli, Humbang Hasundutan dan Simalungun.
"Hanya saja, pengembangannya memang sulit karena iklim yang tidak mendukung. Karena dari beberapa daerah dataran tinggi yang sudah mencoba, panennya tidak bagus. Ketika kering umbinya menjadi kosong (kempes). Karena itu, untuk saat ini belum ditemukan daerah yang tepat di Sumut untuk budidaya bawang putih," katanya, Selasa (30/4/2019).
Jika melihat pengembangan sebelumnya di Sumut, pertanaman bawang putih memang tidak prospektif. Karena jika dipaksakan, maka akan merugi. Kalaupun harus ada pertanamannya, mesti menggunakan rumah kaca dengan menyetel suhu-nya berkisar 20 derajat seperti di negara produsen bawang putih seperti Cina, Jepang dan Thailand. Hanya saja, dengan menggunakan rumah kaca, biaya pasti akan sangat mahal dan tidak mungkin berhektar-hektar.
"Sulit memang mengembangkannya, karenanya lebih baik impor daripada harus mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Nantinya harganya pun akan mahal ketika sampai ke masyarakat," kata Rauf.
Data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, luas tanam bawang putih hingga Maret total 63 hektare, dengan rincian Januari seluas 41 hektare, Februari seluas 11 hektare dan Maret seluas 11 hektare. Dari pertanaman tersebut, panennya baru seluas 3 hektare, dengan rincian di Januari seluas 2 hektare dan Februari seluas 1 hektare.