Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk menabung dianggap masih kurang, bahkan kalah dari Filipina. Pemerintah bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun mendorong masyarakat untuk giat menyimpan uangnya di bank.
Hal itu dibahas dalam rapat koordinasi (rakor) yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pagi tadi mengenai peningkatan tabungan nasional. Rakor tersebut dihadiri Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dan Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Sardjito.
Sardjito menjelaskan Indonesia kalah dari Filipina dalam hal menabung berdasarkan rasio tabungan terhadap PDB.
"Orang Indonesia rata-rata nggak senang nabung. Nah di kawasan ASEAN saja kita masih kalah sama Filipina, bayangin saja," kata dia di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (28/5/2019).
Namun, dia tidak bisa menyimpulkan apakah Indonesia yang paling buruk dalam kesadaran menabung. Dia hanya menggarisbawahi bahwa orang Indonesia lebih senang belanja daripada menyimpan uang di bank.
"Saya nggak bilang nggak yang terparah tapi memang kebiasaan kita itu consume. Kalau nabung semua juga nggak bagus tapi rasio saving to GDP harusnya bagus," ujarnya.
Dia menjelaskan, rasio tabungan terhadap GDP orang Indonesia masih berada di angka 30,78%. Menurutnya itu harus ditingkatkan lagi dengan menambah jumlah tabungan masyarakat. Nantinya tabungan ini bermanfaat untuk pembangunan dan menggerakkan perekonomian.
Tak hanya itu, jika jumlah tabungan di perbankan meningkat, Indonesia bisa mengurangi ketergantungan terhadap utang dan modal asing. Pasalnya tabungan masyarakat membuat dana pihak ketiga (DPK) di bank semakin meningkat.
"Kalau DPK nggak ada kan investor asing masuk gitu ya kan. Kurang kita, akhirnya ngutang, ngutang ke mana? Asing. Sebenarnya jangan terlalu happy asing masuk. Kalau semua bisa kita lakukan sendiri kenapa nggak," tambahnya. (dtf)