Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kebutuhan uang tunai menjelang Lebaran mengalami peningkatan. Bank Indonesia mencatat hingga akhir Mei 2019 ini jumlah uang tunai yang ditarik oleh masyarakat sudah mencapai Rp 187,2 triliun sejak hari pertama Ramadhan.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan jumlah Rp 187,2 triliun ini mencapai 86% dari target penyaluran BI yang mencapai Rp 217,1 triliun. Perry mengatakan, pusat penyebaran dana untuk kebutuhan Ramadan dan Lebaran ini didominasi wilayah Pulau Jawa non Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi yang mencapai Rp 69,4 triliun. Kemudian wilayah dengan penarikan dana terbanyak terjadi di Jabodetabek Rp 46,8 triliun.
"Wilayah lainnya adalah Sumatera sebesar Rp 34,1 triliun dan kawasan timur Indonesia sebesar Rp 27,9 triliun," kata Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (31/5/2019).
Perry menjelaskan tahun ini BI dan perbankan menyediakan dana sebanyak Rp 217,1 triliun naik 13,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 191,2 triliun.
Menurut Perry, meningkatnya ketersediaan dana tunai ini karena panjangnya masa libur Lebaran hingga 10 hari pada tahun ini, serta kebutuhan untuk pencairan gaji dan Tunjangan Hari Raya (THR) para pekerja.
Bank Indonesia meyakini jika ketersediaan uang tunai masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menurut, data BI, realisasi penarikan uang tunai di masyarakat rata-rata 92% dari total ketersediaan dana setiap tahunnya.
Lebih lanjut, Perry mengatakan, penarikan uang tunai untuk kebutuhan Lebaran akan menstimulus konsumsi rumah tangga dan juga menggeliatnya sektor riil, seperti pariwisata dan transportasi.
Oleh karena itu, di kuartal II 2019 BI meyakini konsumsi rumah tangga akan semakin bertumbuh dan memberi peningkatan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional. BI menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional akan berada di 5-5,4%.
"Biasanya konsumsi itu akan meningkat, terutama di segmen pariwisata, hotel, dan restoran. Kami juga masih memantau pergerakan investasi swasta," ujarnya.(dtf)