Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisday.com-Medan. Seluas 34.063,03 Ha perkebunan karet rakyat di 18 kabupaten di Sumatra Utara, diserang penyakit gugur daun (pestalotiopsis sp.) hingga tahun 2019 sejak ditemukan pada tahun 2017. Dari jumlah tersebut, sebanyak 31.687,78 Ha termasuk dalam serangan penyakit daun gugur karet kategori serangan ringan. Sedangkan kategori serangan berat seluas 2.375,28 Ha.
Serangan ringan terluas di Padang Lawas Utara 11.866 Ha, disusul Tapteng 3.723 Ha, Tapsel 3.573 Ha, dan Simalungun 3.250 Ha. Sedangkan serangan berat terluas di Tapteng 1.238 Ha dan Padang Lawas Utara 1.137 Ha.
Hal tersebut disebutkan Kepala Seksi Pengamatan dan Pengendalian UPPT PPOPT Dinas Perkebunan Sumut, Mariani, didampingi Staf Teknis Pengendalian, Tsarwah kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (30/7/2019).
Data tersebut adalah data real serangan penyakit daun gugur karet berdasarkan pengamatan UPPT BBPPTP Kementerian Pertanian tahun 2019. Namun data itu belum menggambarkan keseluruhan luasan perkebunan karet yang terkena serangan penyakit tersebut.
Selain perkebunan rakyat, juga ditemukan serangan yang sama pada sejumlah luasan perkebunan karet PTPN 3, PT Sri Rahayu Agung, Bridgestone, Sokpin dan PT Timbang Deli.
Sayangnya, sejauh ini Dinas Perkebunan belum mampu secara optimal melakukan pengendalian serangan penyakit daun gugur karet tersebut karena minimnya anggaran. Namun terus dilakukan koordinasi pengendaliannya dengan pemerintah daerah di Sumut.
"Kami tidak memiliki anggaran untuk pengendalian di bidang tanaman karet. Sebenarnya sudah kita usulkan agar ditampung di APBD, namun belum terealisasi. Dinas Perkebunan kebetulan tahun ini hanya fokus untuk pengendalian di tanaman kopi dan kakao tahun ini," ujar Mariani.
Namun pengendalian untuk tanaman karet perusahaan, langsung dikoordinir oleh Kementerian Pertanian bersama Dinas Perkebunan. Hasilnya pengendalian sudah terlaksana dan sebagian lainnya sedang berlangsung.