Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Polisi Diraja Malaysia (PDRM) menegaskan pengeroyokan terhadap warga negara Indonesia (WNI) di Bukit Bintang, Kuala Lumpur, Malaysia tak terkait dengan laga kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Malaysia vs Indonesia. PDRM pun telah mengklasifikasikan insiden tersebut sebagai perampokan, bukan pengeroyokan.
Dilansir dari Antara, Minggu (24/11/2019), Direktur Departemen Investigasi Kriminal PDRM Komisaris Polisi Datuk Huzir Mohamed menjelaskan pengklasifikasian perampokan tersebut lantaran korban yang bernama Fuad Naji kehilangan paspor dan uangnya dalam insiden tersebut. Polisi, kata Datuk, saat ini tengah menyelidiki kasus tersebut berdasarkan Bagian 392/397 dari KUHP.
Datuk mengungkapkan, saat ini pihaknya juga tengah mencari keberadaan Fuad untuk dimintai keterangan. Sebab, pasca melapor telah diserang dan dirampok oleh sekelompok pria pada pukul 02:00 waktu setempat, Senin (18/11) Fuad menghilang.
"Korban hilang setelah dia disarankan untuk segera berobat usai mengajukan laporan di stan polisi rumah sakit," katanya.
Datuk mengatakan, pihaknya akan meminta bantuan KBRI Kuala Lumpur untuk menemukan Fuad. Hingga kini, pihaknya terus mengidentifikasi orang yang bertanggung jawab merekam dan memposting video aksi pengeroyokan oleh orang Malaysia terhadap sejumlah WNI dengan narasi dilakukan setelah pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022.
"Siapa pun yang memiliki informasi tentang masalah ini didesak untuk maju guna membantu penyelidikan polisi," ujar Datuk.
KBRI Kuala Lumpur sebelumnya juga telah menjelaskan kronologi pengeroyokan itu. Pengeroyokan terhadap WNI itu terjadi pada Senin (18/11) lalu di Bukit Bintang, Kuala Lumpur, Malaysia. Dua suporter Indonesia yang sedang tak mengenakan atribut tetiba dikeroyok oleh sejumlah orang.
Suporter Garuda diketahui memang berangkat ke negara tetangga untuk menonton Timnas Malaysia vs Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 2022 yang digelar pada Selasa (19/11).
"Saat itu mereka ada di Bukit Bintang didatangi sekelompok orang Malaysia, ditanya apakah kamu suporter Indonesia atau Malaysia. Karena mereka menjawab dengan logat Indonesia terus langsung mereka dikeroyok oleh orang itu. Sementara seperti itu. Memang pada saat kejadian tidak ada atribut baik dari korban maupun pelaku," jelas Kepala Fungsi Konsuler KBRI Kuala Lumpur, Yusron Ambary dalam pernyataan pers yang disiarkan di channel YouTube KBRI KL, Jumat (22/11/2019).
Tak hanya dikeroyok, suporter Indonesia tersebut juga diambil tasnya. Tas tersebut berisikan paspor dan dokumen perjalanan mereka selama di Malaysia. Korban pun telah melaporkan insiden tersebut ke polisi Malaysia.
Berdasarkan laporan tersebut, KBRI kemudian langsung melayangkan nota protes ke Kementerian Luar Negeri Malaysia. KBRI meminta otoritas Malaysia mengusut tuntas pengeroyokan tersebut.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Malaysia, Syed Saddiq, pun telah meminta maaf atas insiden pengeroyokan suporter Indonesia yang viral di media sosial. Saddiq juga telah mendapat konfirmasi kalau salah satu korban pengeroyokan merupakan Warga Negara Indonesia.
"Saya dengan penuh rasa rendah diri mohon maaf oleh rekan-rekan serumpun di Indonesia, saya mohon maaf karena tragedi yang berlaku pada beberapa hari lepas, kami telah mendapat pengesahan bahwa case (peristiwa) pemukulan dan tragedi itu tidak berlaku di Bukit Jalil atau semasa perlawanan (pertandingan) bola sepak," kata Saddiq, Sabtu (23/11).(dtc)