Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. International Weightlifting Federation (IWF) meminta Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, dan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) untuk membuat kepengurusan mandiri. Jika tidak, Indonesia bakal sulit ke Olimpiade.
PB PABBSI selama ini menaungi tiga cabang olahraga, yakni angkat besi, angkat berat, dan binaraga. Belakangan, hal itu dipermasalahkan oleh IWF karena dikhawatirkan akan terlibat doping.
"Ini bukan kemauan kami tapi ini desakan dari IWF. Sekarang yang ada di PABBSI ada tiga cabang, angkat berat, angkat besi, dan binaraga. Yang masuk olympic sport hanya angkat besi, yang banyak kejadian doping binaraga dan angkat berat," kata Wakil Ketua PB PABBSI Joko Pramono kepada detikSport, Minggu (24/11/2019).
Joko menilai, sebenarnya tak hanya angkat berat, angkat besi, dan binaraga saja yang rentan terkena doping. Atletik dan renang di Olimpiade juga riskan. Namun, ia menghormati apa yang menjadi kekhawatiran dari IWF. Toh, ini demi kelangsungan angkat besi di multiajang olahraga terbesar di dunia tersebut.
Untuk diketahui, angkat besi Indonesia terakhir kali terkena doping melalui lifter putri, Acchedya Jagaddhita. Dia dinyatakan gagal dalam tes doping oleh International World Federation (IWF) pada 28 Februari lewat situs mereka.
IWF menyebut telah menemukan zat terlarang dalam sampel A milik Acchedya saat tampil di EGAT's Cup Internasional Weightlifiting Championship pada 7 -10 Februari 2019.
"Intinya, IWF menjaga jangan sampai angkat besi dapat penilaian kurang baik dari International Olympic Committee (IOC). Karena IWF sudah mendapat peringatan kalau ada sekali lagi kena doping maka tak akan dipertandingkan di olimpiade. Itu sebabnya, IWF hati-hati sekali dan mengeluarkan surat resmi ke PB PABBSI, 'Kamu jangan jadi satu dengan angkat berat dan binaraga. Pisah saja buat perkumpulan sendiri' intinya itu. Ya, jaga-jaga," ujarnya.
Nah, menyikapi permintaan IWF itu juga, Joko mengatakan, PB PABBSI akan menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada 16 Desember mendatang.
"Jadi membubarkan PB PABBSI dan membuat perkumpulan baru dengan masing-masing cabang. Angkat besi menjadi Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI), angkat berat menjadi Angkat Berat Indonesia (ABI), sedangkan binaraga menjadi Federasi Binaraga dan Fitnes Indonesia (FBFI)," dia menjelaskan.
"Tapi ini akan berlaku setelah PON 2020. Sebab, PON sudah ada kerjasama dengan PB PABBSI. Saya juga sudah kirim surat ke IWF bahwa Desember ini kami akan mengadakan Munaslub dan kami akan berdiri sendiri. Daripada kita terkena sanksi," katanya.
Di sisi lain, Joko menilai pemisahan ini juga ikut mempermudah penganggaran angkat besi mengikuti kejuaraan-kejuaraan. Apalagi, pemerintah juga belum bisa mengakomodir apa yang menjadi kebutuhan atlet, terutama cabang prioritas untuk melaksanakan uji coba maupun kamp kepelatihan di luar negeri karena keterbatasan anggaran pelatnas.
"Kalau saya menilainya positif karena kita membina tiga cabang dengan satu cabang lebih murah membina satu cabang. Tentu akan mempermudah bagi kami," harapnya.(dts)