Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Pendiri sekaligus Chairman Group Lippo, Mochtar Riady pekan lalu menyampaikan jika Lippo akan melepas sebagian saham di OVO.
Hal tersebut dilakukan karena perusahaan disebut tak kuat melakukan bakar uang untuk promosi besar-besaran. Bakar uang adalah istilah yang biasa disebut dalam pengembangan usaha rintisan untuk melakukan promosi besar-besaran.
Bicara soal promosi besar-besaran, apakah bakar uang bikin perusahaan rugi. Apa setop bakar uang bisa jadi solusi yang bikin perusahaan kembali untung?
Direktur riset CORE Indonesia Piter Abdullah menjelaskan jika perusahaan menghentikan promosi atau bakar uang bukan berarti mereka bisa mendapat keuntungan dengan cepat.
"Tapi setidaknya mereka sudah tidak lagi menderita kerugian yang terlalu besar dan bisa mulai fokus untuk mewujudkan keuntungan," kata Piter saat dihubungi detikcom, Minggu (1/12/2019).
Menurut Piter, untuk perusahaan seperti OVO, saatini pengenalan produk ke masyarakat atau pengguna sudah lebih dari cukup. OVO disebut akan tetap survive dengan semua kelebihan berupa kedalaman ekosistem berupa jaringan bisnis Lippo Group yang mereka miliki.
"Sepertinya Lippo memang tahu persis kapan mereka harus melepas shamnya di OVO, dengan catatan mereka tidak melepas semuanya," jelas dia.
OVO merupakan aplikasi smart yang memberikan kemudahan dalam bertransaksi. Sebagian besar masyarakat sudah mulai terbiasa menggunakan dompet digital.
OV0 dirancang dengan prinsip open platfrom. Hal ini yang kemudian membuat OVO sebagai layanan Financial Technologi dan bisa merambah bisnisnya ke unit usaha di luar Lippo Grup yang merupakan induk OVO.dtc