Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Mencermati situasi perpolitikan secara keseluruhan di Indonesia saat ini, Plt. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, Suharso Monoarfa, menyatakan banyak politisi yang berpolitik tidak dengan hati. Padahal pelajaran pertama bagi setiap yang hendak terjun ke dunia politik, haruslah dengan hati.
Bagi yang berpolitik dengan hati, niscaya dia mampu menunjukkan bahwa politik itu baik, benar, suci dan tulus. Tanpa mengenal transaksi. Jika tanpa menggunakan hati, politik itu menjadi mahal dari sisi nilai dan murah dari sisi ongkos. Sebaliknya jika tanpa hati.
"Orang yang berpolitik dengan hati, pasti akan membangun bangsa dengan hati, bekerja dengan hari, kepentingan yang diperjuangkan lebih besar dan lebih panjang kegunaannya," kata Suharso saat berbicara sebagai keynote speaker pada sekolah politik anggota DPRD dari PPP kabupaten/kota se-Sumatra Utara sekaligus membuka secara resmi Rapat Pimpinan Wilayah PPP Sumut di Medan, Sabtu (21/12/2019).
Ungkapnya, seseorang yang berpolitik dengan hati tidak ada kaitannya apakah pintar atau tidak. Yang pasti, yang tidak berpolitik dengan hati takkan ada nilainya. Warga hanya akan memilihnya berdasarkan bayaran. Berbeda jika dengan hati.
Suharso yang juga Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional mencontohkan pemimpin-pemimpin PPP sebelumnya yang namanya menjadi catatan sejarah penting dalam perpolitikan di Indonesia. Misalnya, Buya Ismail Hasan Metarium yang pertama kali mencetuskan kata reformasi. Lalu, Hamzah Haz yang dikenal sebagai Ayatollah APBN.
Itu sebabnya dia mengajak seluruh kader PPP, baik yang duduk di kursi legislatif atau tidak, agar berpolitik dengan hati.
Suharso meresmikan Rapimwil bersama Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, dan Ketua DPW PPP Sumut, Yulizar Parlagutan Lubis. Ketiganya secara bergantian memukul gong sebagai pertanda Rapimwil resmi dibuka.