Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Indonesia memiliki produk ekspor perikanan yang lebih mahal dari lobster. Produk ini bisa dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengumpulkan devisa dalam rangka membenahi tekor transaksi berjalan dan neraca dagang.
Eksportir produk perikanan, Heru Cahyono mengatakan salah satu produk laut yang memiliki potensi besar daripada lobster adalah cumi-cumi dan produk seafood lain yang permintaan dari negara tujuan ekspor masih tinggi.
"Item-item selain lobster andalan kita itu banyak sekali, ada banyak sekali. Seafood kasta tertinggi ada di Indonesia yang tidak ada di negara lain," kata Heru saat dihubungi, Jakarta, Sabtu (28/12/2019).
Heru menjelaskan salah satu yang berpotensi besar mendatangkan devisa adalah loligo squid yang merupakan cumi-cumi yang permintaannya sangat besar. Meski harganya jauh dibandingkan dengan lobster, namun ketersediaannya yang melimpah di Indonesia menjadi potensi tersendiri bagi pemerintah.
Dia menyebut harga loligo squid bisa mencapai US$ 8 atau jauh lebih tinggi dibandingkan dengan california squid yang hanya dibanderol US$ 1,4.
Tak cuma itu, potensi untuk mendapatkan devisa juga bisa berasal dari ekspor rumput laut. Menurutnya, banyak nelayan di Kanada yang beralih profesi menjadi pembudi daya rumput laut karena permintaan akan produk tersebut sangat tinggi.
"Cumi kita punya varian yang banyak, kemudian ada ikan yang sangat tinggi nilainya, banyak sekali yang bisa dikembangkan, ada juga rumput laut," ujarnya.
Heru mengungkapkan, mahalnya harga satuan benih lobster dikarenakan proses ekspornya yang dilakukan secara ilegal. Jika proses ekspor berjalan normal atau sesuai dengan aturan yang berlaku pun harganya menjadi turun atau normal.
Saat ini, untuk satu benih lobster diperkirakan Rp 30 ribu, tingginya harga itu dikarenakan adanya biaya pengawalan dan lain-lain.
Oleh karena itu dirinya berharap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) segera memutuskan untuk melanjutkan larangan ekspor benih lobster, dan mendorong budidaya produk perikanan yang potensinya besar mendapatkan devisa.
"Di Indonesia menurut saya harus disudahi (polemik ekspor benih lobster), putuskan dengan cepat lalu disudahi, selesai. Mikir yang lain, kelautan kita banyak urusan yang lain, kalau mau ngejar devisa oke," ungkap dia.(dtf)