Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Lahan pesisir yang dahulu digenangi air laut pasang surut/air asin, ternyata bisa dijadikan lahan pertanian tanaman palawija, buah - buahan dan tanaman pangan. Tidak harus ditanami tanaman perkebunan seperti kelapa sawit yang banyak memakan luasan lahan, tetapi hasilnya sedikit.
Di kawasan Paluh Cingam Dusun Paluh Baru Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Langkat, Provinsi Sumatera Utara, lahan eks air asin setelah dibuat tanggul pembatas air laut pasang surut, diuji coba dengan menanam berbagai jenis tanaman palawija, semuanya berhasil. Saat ini, sebahagian petani di Paluh Cingam sedang musim panen melon, dengan harga jual Rp 5.500/kg di tingkat petani.
"Alhamdulillah, tanaman melon kami punya sudah panen kedua dengan harga jual Rp 5.500/kg, panen pertama Senin lalu Rp 6.000/kg, ada penurunan harga Rp 500/kg," sebut Adi Goleng, Men Kembar dan Udin, petani melon di Paluh Cingam, Minggu (9/2/2020).
Disebutkan mereka, sebelum tanam melon, lahan pertanian yang mereka kelola merupakan lahan bekas genangan air laut pasang surut.
"Setelah dibuka lahan ini, kami tidak tanam sawit, karena luasan lahan terbatas, kami pertama kali tanam cabai merah, jagung, dan semangka, kemudia tanam ubi kayu. Dan berganti tahun kami tanam melon," sebut mereka lagi.