Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Banyuwangi - Sebanyak 23 mahasiswa Banyuwangi yang kuliah di Cina satu persatu diperiksa oleh petugas puskesmas dibawah naungan Dinas Kesehatan Banyuwangi. Pemeriksaan tersebut memicu bullying kepada para mahasiswa tersebut. Oleh para tetangga, mereka dicap positif dan pembawa virus Corona.
Beberapa mahasiswa Cina asal Banyuwangi itu sempat curhat terkait dengan aksi bullying yang dilakukan warga. Itu muncul setelah adanya pemeriksaan yang dilakukan Dinas Kesehatan melalui puskesmas setempat.
Desi Putri Wulandari, mahasiswa Ningbo University Pasca Sarjana Jurusan Tourism Management mengatakan, dirinya merasa resah setelah petugas puskesmas datang ke rumahnya. Petugas tersebut menggunakan masker dan baju antivirus. Pasca pemeriksaan, isu mereka pembawa virus Corona merebak ke lingkungannya.
"Setelah melihat pemeriksaan itu langsung saya dicap sebagai pembawa virus corona. Padahal saya ini datang dua minggu setelah virus itu baru menyerang Wuhan. Sementara lokasi kami itu jauh. Di atas 500 kilometer dari Wuhan," ujarnya kepada detikcom, Selasa (12/2/2020).
Desy mengaku resah dengan kondinya saat ini. Padahal menurutnya, saat ini dirinya dalam kondisi sehat dan tidak mengalami panas tinggi. Penilaian warga menurutnya sangat berlebihan. Dirinya berharap ada sosialisasi terkait dengan virus Corona di Banyuwangi.
"Kami harap masyarakat sadar atas tuduhan itu tidak baik buat saya dan keluarga. Kami minta ada sosialisasi yang baik tentang virus Corona di Banyuwangi. Kita minta adanya klarifikasi yang baik untuk kami," pungkasnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Halimatus Sa'diyah. Mahasiswa Nanjing Vocational Institute of Transport Technology ini juga mendapatkan diskriminasi dari warga. Banyak warga yang bertanya kepadanya jika dirinya kenapa tidak dikarantina di Natuna.
"Banyak yang tanya kenapa kok tidak dikarantina di Natuna. Saya menjelaskan ke warga jika yang dikarantina itu berasal dari Wuhan. Tapi mereka tidak percaya. Meski hanya pertanyaan tapi ini sensitif sekali. Hingga akhirnya diskriminatif sekali ini," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Desy Education, konsultan pendidikan luar negeri Handoyo Saputro berharap Pemkab Banyuwangi membantu para mahasiswa Cina asal Banyuwangi ini untuk membersihkan nama baik mereka di lingkungan masyarakat sekitar. Hal ini perlu dilakukan agar mereka tak menjadi korban bullying dan diskriminatif warga.
"Kami minta ada sosialisasi yang baik dan pembersihan nama baik para mahasiswa ini. Sebab mereka ini anak-anak terpilih dari Banyuwangi yang mendapatkan beasiswa di Cina," pungkasnya. dtc