Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kalangan pedagang mengeluhkan sejumlah harga komoditas melambung bahkan stoknya menipis sehingga mengganggu kelangsungan produksi. Menipisnya stok komoditas ini diduga karena tersendatnya proses perizinan impor di Kementerian Perdagangan. Sebut saja garam, bawang putih dan gula.
Presiden Direktur Center for Banking Crisis (CBC), Achmad Deni Daruri berpandangan, bila kondisi ini dibiarkan berlanjut, bukan tidak mungkin kinerja ekspor RI bakal semakin loyo lantaran industri berbasis ekspornya tak bisa berporduksi.
"Tujuan tahan impor apa? Kalau tujuannya jaga neraca dagang, nggak tepat juga. Karena malah bisa bikin industri yang basisnya ekspor malah kehabisan bahan baku," tutur dia via sambungan telpon, Rabu (26/2/2020).
Sebagai gambaran, industri makanan minuman tak bisa berproduksi lantaran kebutuhan bahan baku seperti gula rafinasi tak terpenuhi. Imbas dari terganggunya produksi itu, pasokan makanan dan minuman baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor bakal ikut tersendat.
Akibat terburuknya, sambung dia adalah kinerja ekspor RI akan kembali melemah. Rencana pemerintah mendongkrak neraca dagang pun bisa saja gagal tercapai.
"Kalaa kehabisan bahan baku mereka nggak bisa ekspor. Jadi tujuan menyeimbangkan neraca dagang juga malah nggak tercapai," tegasnya.
Untuk itu, ia menyarankan agar pemerintah mulai mempertimbangkan untuk membuka keran impor secara selektif. Jangan sampai banyak industri terlanjur mati dan malah menganggu perekonomian nasional.
Namun ia mengingatkan, perlu juga langkah yang proporsional dengan memberikan insentif pada produksi komoditas dalam negeri agar tidak kalah saing dengan produk impor.
"Ya dibuka keran impornya. Tapi beri insentif juga buat produksi dalam negeri. Jadi memang dua sisi, nggak bisa impor dibuka tapi porduk dalam negerinya nggak diberi insentif. Nanti banjir impor kita," ungkapnya.
"Tapi tahan impor seperti sekarang juga bukan jalan keluar. Karena itu yang tadi saya bilang, industri ekspor ini kan juga butuh bahan baku. Kalo nggak ada bahan baku kan mereka jadinya nggak bisa ekspor," tandas dia.(dtf)