Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Krisis politik di Malaysia pasca mundurnya Mahatir Mohammad sebagai Perdana Menteri serta memburuknya penyebaran virus corona, turut menghantam kinerja harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO). Harga CPO jatuh ke kisaran RM 2.290/metrik ton. Padahal sebelum krisis politik di Malaysia, CPO masih mampu bertahan di dalam rentang RM 2.600 hingga RM 2.800/metrik ton.
"Satu pekan terakhir, harga CPO telah anjlok lebih dari 12%," kata pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Sabtu (29/2/2020).
Selain krisis politik di Malaysia dan virus corona, estimasi produksi CPO yang diperkirakan mengalami peningkatan juga ikut berkontribusi terhadap anjloknya komoditas unggulan Sumut ini. Terlebih lagi, permintaan CPO dunia juga seret seiring pukulan kuat ekonomi global yang diperkirakan tumbuh di bawah 3%.
Faktor lain yang membuat harga CPO jelak karena harga komoditas dunia seperti harga minyak mentah dunia mengalami penurunan yang signifikan. Harga minyak mentah dunia jenis WTI anjlok menjadi US$ 44/barel, sementara minyak jenis brent anjlok dikisaran US$ 45/barel.
"Harga komoditas yang terpuruk tersebut turut menekan kinerja harga CPO. Praktis tidak ada sentimen yang bagus yang bisa memdongkrak harga CPO dalam waktu dekat. Penurunan harga CPO ini akan memukul harga sawit di tingkat petani," kata Gunawan.
Namun, penurunan CPO ini berpeluang menekan harga minyak goreng. Meski pelemahan rupiah terjadi saat ini dikisaran 14.315/dolar Amerika Serikat (AS), tapi pelemahan rupiah akan menahan penurunan harga minyak goreng di bawah Rp 11.000/kg.
Tapi, kata Gunawan, penurunan harga CPO itu akan mengancam pertumbuhan ekonomi Sumut dan bisa menekan daya beli masyarakat. Di tahun 2020 ini, Sumut berhadapan dengan risiko ekonomi yang lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Corona ini menjadi sumber malapetaka bagi perekonomian Sumut yang sulit diprediksikan kapan akan berakhir dan akan tetap menghantui ekonomi Sumut ke depan," kata Gunawan.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut, Gus Dalhari Harahap, mengatakan, penurunan harga CPO memang mulai berdampak terhadap harga TBS sawit di petani. "Sekarang harganya hanya berkisar Rp 1.400 hingga Rp 1.600/kg. Padahal dua pekan lalu masih bisa sekitar Rp 1.800/kg," katanya.