Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Riyadh. Arab Saudi telah memanfaatkan beberapa hotel dan suite mewah sebagai tempat karantina ribuan orang untuk mencegah penularan Corona (COVID-19). Cara ini merupakan tawaran menarik bagi pengusaha hotel yang bisnisnya sedang lesu karena wabah ini.
Seperti dilansir dari AFP, Senin (13/4/2020) Arab Saudi dihadapkan dengan hampir 4.500 kasus infeksi virus Corona. Angka ini merupakan yang tertinggi di kawasan Teluk.
Negara itu telah menerapkan sejumlah kebijakan pembatasan. Mulai dari menghentikan jadwal penerbangan pesawat, penguncian (lockdown) wilayah di kota-kota dan memberlakukan jam malam. Otomatis, kebijakan ini membuat keberlangsungan bisnis di sektor pariwisata mengalami krisis.
Namun, pemerintah menawarkan harapan bagi para pengusaha hotel untuk tetap bisa menjalankan bisnisnya. Yakni dengan memanfaatkan hotel-hotel yang kosong sebagai tempat karantina para pelancong dan mereka yang terpapar virus. Pemerintah menggelontorkan jutaan dolar untuk menyewa hotel ini.
Misalnya, satu hotel bintang empat di pusat Riyadh dengan 100 kamar hanya ditinggali 5 orang tamu saja. Pada saat itu, pemerintah Saudi menawarkan empat juta riyal Arab ($ 1,06 juta) per bulan untuk hotel itu, agar fasilitasnya bisa digunakan sebagai tempat karantina.
Bahkan, salah satu pihak hotel yang lebih besar ditawari dengan bayaran yang lebih tinggi, yakni enam juta riyal Arab. Namun, hotel tersebut enggan disebutkan nama mereknya lantaran enggan mendapatkan stigma dari penyakit COVID-19.
"Ini lebih baik daripada menjalankan hotel kosong," kata pihak hotel itu.
"Staf telah mempersiapkan diri untuk PHK, pemotongan gaji hingga 50 persen atau cuti tanpa upah," lanjutnya.
Dia menjelaskan, dampak dari virus Corona ini membuat bisnis jaringan hotel di kawasan itu mengalami kemerosotan yang membuat para pengusaha putus asa. Oleh karenanya, sejumlah jaringan hotel berusaha mendapatkan kesepakatan dengan pemerintah untuk memanfaatkan hotel sebagai tempat karantina. Meskipun pemanfaatan hotel sebagai lokasi karantina pasien COVID-19 bisa merusak citra merek.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata Saudi dalam situsnya menjelaskan bahwa hampir 1.900 kamar di hotel dan fasilitas wisata lainnya di Riyadh telah dikarantina. Terdiri dari 2.800 di Mekah dan 1.900 lainnya di wilayah timur kerajaan.
Minggu ini Kementerian Pariwisata mengatakan 11.000 kamar di seluruh kerajaan telah disiapkan untuk mengkarantina warga Saudi yang terdampar di luar negeri, yang diperkirakan akan kembali ke Arab Saudi. Pemerintah Saudi terus mengeluarkan anggaran untuk ini meskipun pendapatan negara itu tengah bermasalah karena harga minyak yang turun di posisi terendah.(dtc)