Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Pimpinan MPR RI dan Pimpinan DPD RI sepakat bahwa wabah COVID-19 yang semakin masif berdampak pada hampir seluruh sendi kehidupan. Selain memberikan pengaruh yang sangat besar pada bidang ekonomi, wabah COVID-19 ini juga telah menyebabkan lembaga-lembaga negara tidak dapat bekerja secara optimal.
"Kita juga perlu terus mendorong solidaritas dan gotong royong melawan COVID-19. Dalam rangka mengaktualisasikan nilai-nilai Empat Pilar secara nyata. MPR dan DPD juga sepakat mendukung berbagai keputusan pemerintah mengingat sifat kedaruratan yang luar biasa. Namun, kita juga mengingatkan berbagai keputusan dan langkah itu harus tetap berada dalam koridor konstitusi sebagai mana diatur dalam UUD NRI 1945," ujar Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo dalam keterangannya, Kamis (16/4/2020).
Sebagai lembaga negara pelaksana kedaulatan rakyat, MPR, DPR dan DPD RI mendorong pemerintah menyiapkan beberapa skenario antisipasi dampak COVID-19 terhadap perekonomian nasional. Contohnya seperti proyeksi kenaikan jumlah kemiskinan dan pengangguran yang tajam. Kemudian menyiapkan solusi jangka pendek, menengah dan panjang seperti dengan penambahan jumlah penerima Kartu Pra Kerja kepada masyarakat yang terdampak PHK.
Selain itu, perlu digencarkan pemberian bantuan sosial melalui dana desa dan pelaksanaan proyek padat karya di seluruh daerah untuk menyerap lebih banyak tenaga kerja, serta memperbaiki daya tahan dunia usaha dan mengembalikan daya tarik ekonomi Indonesia setelah pandemi COVID-19 yang dianggarkan dalam APBN 2021.
Usai memimpin dalam Rapat Konsultasi secara virtual Pimpinan MPR RI dengan Pimpinan DPD RI, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Bamsoet menyampaikan bahwa Pimpinan MPR, Pimpinan DPR dan Pimpinan DPD RI sepakat untuk menghidupkan kembali Rapat/Pertemuan Konsultasi antar Pimpinan Lembaga Negara.
Selain itu, lanjutnya, perlu dihindari kondisi Presiden RI menyampaikan tiga kali Pidato dalam satu hari yang sama, yaitu pada forum Sidang Tahunan MPR, Sidang Bersama DPR dan DPD, serta Sidang Paripurna DPR (Laporan Nota Keuangan dan RUU APBN) pada 16 Agustus mendatang.
"Rapat Konsultasi juga menyepakati perlunya menghidupkan kembali Rapat/Pertemuan Konsultasi antar Pimpinan Lembaga Negara, yakni MPR, DPR, DPD, Presiden, BPK, MA, MK dan KY untuk membahas permasalahan kebangsaan sekaligus menunjukan kekompakan dan soliditas hubungan antar lembaga negara dengan tuan rumah secara bergiliran," ujarnya.
Lebih dari itu, sambung Bamsoet, pimpinan MPR, DPR dan DPD RI juga sudah harus mempersiapkan Contingency Planning (Plan B) atau rencana darurat, sekiranya pandemi COVID-19 masih belum selesai pada Agustus 2020.
"Seandainya pada bulan Agustus nanti kondisi pandemi COVID-19 masih mengharuskan social distancing atau physical distancing, MPR RI juga sudah mempersiapkan berbagai alternatif pelaksanaan Sidang Tahunan menyesuaikan ketentuan protokol kesehatan. Tingkat literasi digital bangsa Indonesia sudah sangat tinggi, kemampuan para wakil rakyat maupun pimpinan lembaga negara terhadap akses digital juga sudah sangat baik. Jadi tidak ada halangan jika penyelenggaraan Sidang Tahunan MPR RI dilakukan secara digital dan kehadiran para anggota dan pimpinan lembaga negara dilakukan secara virtual," pungkas Bamsoet.
Turut serta dalam teleconference Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, Zulkifli Hasan, Jazilul Fawaid, Hidayat Nur Wahid, Sjarifuddin Hasan, Arsul Sani dan Fadel Muhammad. Sementara dari DPD RI, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti, Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono dan Sultan B. Najamudin. dtc