Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Guru Besar FKM UI Hasbullah Tabrany mendukung langkah pemerintah yang resmi melarang mudik Lebaran tahun 2020. Dia mengatakan semua pihak harus berkorban soal larangan mudik tersebut.
Awalnya, Hasbullah menganalogikan wabah virus Corona, pelayanan kesehatan, serta efek sosial dan ekonomi dari virus tersebut sebagai api, panas, dan asap.
"Pertama, kita mesti paham apa yang terjadi sekarang itu adalah masalah kesehatan akibat virus Corona. Kalau saya umpamakan Corona ini adalah apinya, dan pelayanan kesehatan adalah panasnya saja dan efek kepada ekonomi, pulang kampung itu asapnya saja," kata Hasbullah dalam diskusi virtual bertajuk 'Mengantisipasi Mudik Lebaran Saat Pandemi', Rabu (22/4/2020).
Hasbullah menyatakan dalam penanganan pandemi virus Corona, respons pemerintah kerap terbentur dengan persoalan di luar masalah utama. Dia mengatakan penanganan virus Corona harusnya berfokus bagaimana mematikan virus atau api tersebut.
"Kita kerap tidak melihat pokok permasalahan ini, yaitu apinya tadi. Apinya ini sederhana yaitu penyebaran dari manusia ke manusia. Pilihannya adalah apakah kita cepat padamkan apinya atau kita pertimbangan terlalu banyak asapnya," ujarnya.
"Seperti ya nanti tidak manusiawi lah melarang orang pulang kampung. Kalau itu yang dibahas terus, maka apinya tidak akan dipadamkan dan akan tetap terjadi penularan," sambungnya.
Untuk itu, Hasbullah meminta pemerintah untuk terus fokus dalam upaya pencegahan kontak antarmanusia ke manusia guna mempersempit ruang penyebaran virus Corona. Dia mengatakan semua pihak, baik itu masyarakat serta seluruh instansi terkait, harus bersedia berkorban imbas dari kebijakan larangan mudik ini.
"Kalau saya lihat dari sisi pandang penanganan public health yang mesti kita lakukan dan pertegas adalah mencegah terjadinya kontak, apa itu pulang kampung atau ke pasar. Jadi saya kira pulang kampung sudah bagus harus dilarang. Pemda dan segala pihak yang terkait itu harus berkorban," kata Hasbullah.
"Kita berkorban dulu sekarang mungkin berat dalam jangka pendek. Tapi kita mesti kita lakukan daripada efek jangka panjangnya semakin rumit," sambungnya.(dtc)