Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sleman. Dunia sastra Indonesia berduka dengan berpulangnya penyair Joko Pinurbo. Jenazah Joko Pinurbo dimakamkan berdekatan dengan pusara ayahnya.
Jokpin sapaan karibnya, meninggal dunia pada usia 61 tahun di Yogyakarta, Sabtu, 27 April 2024 pagi. Dia dimakamkan di Sasanalaya Demangan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Daerah yang bisa dibilang pinggiran Sleman, tapi di kampung itu, Jokpin muda tumbuh.
"Almarhum Pak Joko Pinurbo, semasa kecil kan di Padukuhan Demangan. Kan dia lahir juga di Demangan, orang tua aslinya juga dari Demangan Wedomartani, sini. Sampai SMP di sini," kata Dukuh Demangan, Sigit Riyanto, ditemui wartawan, Minggu (28/4/2024)
Di tempat peristirahatan terakhir itu, karangan bunga tampak berjejer di sepanjang dinding makam. Semuanya sama, menyampaikan kabar duka.
"Pak Joko Pinurbo, istrinya tinggal di Wirobrajan. Setelah ada informasi Pak Jokpin meninggal, pihak keluarga bertemu pengurus makam menyampaikan untuk pemakaman mohon di Demangan," ucapnya.
Memang, maut selalu datang tiba-tiba. Kepergian Jokpin selain meninggalkan lubang di arena sastra, juga lubang di keluarga yang ditinggalkan.
"Bidang sastra dan pendidikan, untuk Pak Jokpin kan banyak sekali karya buku dan lainnya," bebernya.
Minggu (28/4) siang itu, Jokpin pulang ke Kerajaan Allah. Diantar oleh ratusan orang yang menunggu di makam sedari pagi. Istri, Ibu, warga kampung, kolega, bahkan anak-anak muda pengagum Jokpin ikut mengantarkan sastrawan itu ke liang lahad.
"Untuk Padukuhan Demangan, beliau sudah sangat dekat dengan sini karena keluarga besarnya dari sini," katanya.
Di kompleks pemakaman itu juga, Jokpin dikebumikan berdekatan dengan pusara ayahnya.
"Bapaknya, Pak Hari Susilo juga di sini. Kalau ibunya masih sugeng (sehat). Adiknya juga masih ada di sini satu. (Makam Jokpin dan ayahnya) Dekat, di selatannya liang galian, berdekatan," ujarnya.
Seniman sekaligus kolega almarhum Jokpin, Bambang Paningron, juga turut mengantarkan jenazah karibnya menuju liang lahad.
"Sebenarnya hari-hari ini adalah hari-hari yang menyedihkan, karena Jogja kehilangan besar, bukan hanya Jogja tapi Indonesia karena pengaruh Mas Jokpin ini luar biasa," kata Bambang.
Jokpin dinilai sebagai tokoh yang membuat kebaruan dalam sastra Indonesia. Karyanya pun dinilai memiliki pengaruh kuat.
"Kita belum melihat sosok seperti beliau yang sangat sederhana tetapai karya-karyanya istimewa dan saya kira ini penting untuk anak-anak muda bagaimana meneladani sosok Joko Pinurbo," ujarnya.
Seperti 'Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan', begitu penggalan sajak yang Joko Pinurbo. Penggalan itu juga yang kemudian banyak dipakai oleh orang untuk menggambarkan kerinduannya terhadap Jogja. Juga menggambarkan kerinduan kepada Joko Pinurbo.
Terakhir mengutip sajak Jokpin 'Jarak itu sebenarnya tak pernah ada. Pertemuan dan perpisahan dilahirkan oleh perasaan'. Selamat jalan Joko Pinurbo, selamat berpuisi di Kerajaan Allah.(dtc)