Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Indonesia (BI) mencatat sudah melakukan quantitative easing (QE) atau menyuntikkan likuiditas ke pasar uang dan perbankan sebesar Rp 614,8 triliun. Jumlah ini meningkat dari sebelumnya Rp 605,5 triliun per 8 Juni 2020.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan injeksi likuiditas dalam jumlah besar ini melalui pembelian SBN dari pasar sekunder, melalui mekanisme repo, serta penurunan GWM.
"Ini betul-betul menjadi suatu tantangan seperti kecepatan respon kebijakan karena COVID membutuhkan respons yang cepat," kata Perry dalam video conference, Sabtu (27/6/2020).
Dia merinci, QE pada periode Januari-April 2020 mencapai Rp 415,8 triliun lewat pembelian SBN dari pasar sekunder sebesar Rp 166,2 triliun, repo perbankan sebesar Rp 160 triliun, FX swap sebesar Rp 36,6 triliun, dan penurunan GWM rupiah pada Januari dan April sebesar Rp 53 triliun.
Selanjutnya QE pada periode Mei-Juni 2020 yang sebesar Rp 199,0 triliun, berasal dari penurunan GWM rupiah pada Mei sebesar Rp 102 triliun, repo perbankan dan FX swap sebesar Rp 81,2 triliun, lalau tidak mewajibkan tambahan gito bagi yang tidak meemnuhi RIM sebesar Rp 15,8 triliun.
Perry menyebut injeksi likuiditas ini juga mendorong efektivitas stimulus dari pemerintah melalui insentif industri dan pemulihan ekonomi yang akan mendorong konsumsi masyarakat, produksi, dan investasi dunia usaha baik bagi UMKM dan korporasi.
Kemudian pengaturan mikroprudensial dan kebijakan kredit oleh OJK akan mempermudah untuk pembiayaan kepada UMKM dan dunia usaha dalam rangka pemulihan ekonomi.
Dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi nasional, khususnya pada program restrukturisasi kredit, Bank Indonesia memastikan kecukupan likuiditas di pasar uang dan perbankan.
Perry juga menyambut baik langkah pemerintah menempatkan dana di perbankan BUMN sebesar Rp 30 triliun. Menurutnya langkah tersebut bisa mendorong gairah di sektor riil.
"Di samping itu pemerintah melakukan penempatan dana dari pemerintah ke perbankan untuk mendukung sektor riil," ungkapnya.(dtf)