Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Maskapai penerbangan asal Prancis, Air France memangkas sekitar 7.580 pegawai. Angka ini termasuk pegawai di anak usaha yakni maskapai HOP!.
Mengutip Reuters pemangkasan pegawai ini terjadi karena pembatasan perjalanan akibat pandemi COVID-19 yang terjadi di berbagai negara. Akibat pembatasan ini Air France merugi 15 juta euro per hari dan ini adalah kondisi yang paling buruk dibandingkan krisis yang pernah terjadi.
Pendapatan Air France juga tercatat anjlok hingga 95% selama beberapa bulan terakhir. Selain 7.500 pegawai, perseroan juga berencana untuk memangkas lagi sekitar 6.560 atau 16% pegawai pada akhir 2022.
Pemerintah Prancis sudah memberikan dana bantuan sebesar US$ 7,9 miliar untuk membantu maskapai ini. Menteri ekonomi Prancis Agnes Pannier - Runacher mengungkapkan reorganisasi tenaga kerja yang berhasil adalah ketika tidak ada penghentian paksa.
Air France menyatakan saat ini memprioritaskan pengunduran diri secara sukarela dan pensiun dini. Pada akhir Juli ini Grup Air France - KLM akan kembali melakukan perhitungan ulang.
Sebelumnya Air France dituntut oleh serikat pekerja karyawan untuk tidak memberhentikan karyawan karena telah mendapatkan bantuan dari negara.
Staf darat Air France Annick Blanchemin mengungkapkan maskapai melakukan langkah yang tidak tepat. "Ini memalukan, mereka mendapatkan 7 miliar euro tapi perusahaan melakukan PHK, dan menghancurkan pekerjaan kami," jelas dia.(dtf)