Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Moskow. Pengadilan Rusia menjatuhkan vonis penjara 9 tahun pada mantan marinir Amerika Serikat, Trevor Reed karena menyerang petugas polisi saat mabuk.
Putusan itu dijatuhkan pada Kamis (30/7) waktu setempat, menyusul persidangan mantan marinir AS lainnya, Paul Whelan, bulan lalu atas dakwaan spionase, dalam kasus yang memicu spekulasi pertukaran tahanan dengan Amerika Serikat.
Duta Besar AS untuk Rusia, John Sullivan, mengecam vonis hukuman Reed sebagai "teater yang absurd."
Reed, seorang mahasiswa dan mantan marinir dari Texas, diduga menyerang polisi Rusia setelah menghadiri pesta di Moskow tahun lalu. Ketika sedang dibawa ke kantor polisi, pria berumur 29 tahun itu konon meraih lengan seorang petugas polisi, menyebabkan mobil yang mereka naiki membelok, dan menyikut polisi lain di perut.
Saat membacakan putusan bersalah, hakim mengatakan bahwa tindakan Reed telah menimbulkan bahaya pada mental dan fisik polisi yang diserangnya.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (31/7/2020), pengadilan Rusia memutuskan bahwa "keadaan mabuk" Reed telah memainkan peran yang menentukan dalam insiden itu dan menghukumnya dengan 9 tahun penjara.
Reed mengecam vonis itu sebagai "sepenuhnya politis" dan bersumpah untuk meminta dukungan politik kepada pemerintah AS.
Pacar Reed, Alina Tsybulnik, menangis setelah hakim membacakan putusan dan berteriak, "Apakah Anda serius?" sebelum polisi membawanya keluar dari ruang sidang.
Sullivan, Dubes AS untuk Rusia, mengecam persidangan Reed. "Hari ini, warga negara AS, Trevor Reed, divonis dan dihukum sembilan tahun di penjara Rusia berdasarkan bukti yang sangat konyol sehingga hakim pun tertawa di pengadilan," kata Sullivan seperti dikutip oleh kedutaan.
"Ini adalah teater yang absurd," katanya di Twitter.
Reed telah ditahan di penjara Moskow dalam penahanan pra-persidangan sejak Agustus 2019. Dia mengaku tidak bersalah atas dakwaan itu, dan menyebut dirinya tidak ingat apa-apa tentang insiden itu.
Ayah Reed, Joey Reed hadir di ruang sidang dan mengatakan kepada wartawan setelah putusan bahwa ia berencana untuk mengajukan banding langsung ke Presiden Rusia Vladimir Putin atas persidangan, yang menurutnya "sangat korup".
"Kami tidak berdebat tentang hukum Rusia. Kami berdebat tentang bagaimana hukum Rusia diterapkan," katanya kepada wartawan.(dtc)