Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Kalangan petani jeruk di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara kesulitan untuk membangun perekonomiannya, akibat harga jual jeruk yang dipanen tak kunjung naik. Bahkan, untuk perawatan tanaman jeruk petani tidak berdaya dalam pembelian pupuk dan obat-obatan yang dibutuhkan tanaman, sehingga kesuburan tanama berkurang.
"Sudah lima bulan terakhir, sejak Februari 2020, harga jual jeruk mengkal bertengger di harga Rp 3.000/kg untuk jeruk yang besar, sedangkan yang sedang hanya Rp 1.000/kg dan ukuran jeruk kecil/KR hanya Rp 500/kg," sebut Enus, Herman dan Safi'i, petani jeruk di Dusun Pantai Bauaya Kecamatan Besitang, Langkat, Sabtu (1/8/2020).
Disebutkan kalangan petani jeruk, sejak masa pandemi Corona Virus, perekonomian mereka semakin anjlok dan tak karuan. "Yah, sebelum puasa tiga bulan lalu hingga saat ini, ekonomi terpuruk, tanaman jeruk kurang rawat karena harga jual murah, produksinyapun tidak memuaskan. Ditambah lagi beban untuk membeli HP andriod guna keperluan anak sekolah dan paket data. Belajar daring ini memberatkan, jika anak ada 3 orang yang sekolah, 2 anak SMP dan 1 SMA, biayanya cukup besar, mereka harus masing-masing 1 unit HP android. Paling murah 1 HP Rp 800 ribu," keluh mereka.