Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketua Relawan Kawan Akhyar, Suwandi Purba, memberikan catatan tentang jagoannya di Pilkada Medan 2020. Meski berstatus petahana, Akhyar Nasution dianggap tidak memiliki kekuatan untuk menggerakkan roda pemerintahan. Padahal, perangkat yang dimiliki petahana biasanya dapat digunakan untuk menaikkan elektabilitas dan popularitas.
"Infrastruktur pemerintahan mulai dari fungsi sekretaris daerah, staf ahli, asisten, pimpinan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) atau kepala dinas, camat, lurah hingga kepling yang seyogiyanya bisa dioptimalkan guna melecut pelayanan dan pembangunan saat ini nyaris sudah tidak di bawah kendali Akhyar. Sebuah upaya pelucutan dan intervensi kekuasaan yang dimiliki Akhyar sesungguhnya telah terjadi di awal jabatan Pelaksana Tugas (Plt) begitu ia menyatakan siap maju di Pilkada Medan," ujar Suwandi, Minggu (2/8/2020).
Setiap kegiatan resmi atau dinas yang dilakukan oleh Akhyar Nasution, kata di, tidak lagi terlihat kehadiran pimpinan OPD, camat atau lurah yang mendampingi.
"Tak diketahui pasti penyebabnya, namun terkesan para pejabat Pemko Medan tak ingin terlihat mendampingi Akhyar di ruang publik. Konon katanya para pejabat itu bakal repot jika terlihat dekat dengan Akhyar. Sebuah pernyataan yang sumir memang karena sulit dibuktikan. Faktanya sulit diungkap namun hal itu bisa dirasa," bebernya.
Lebih jauh diungkapkan Suwandi, sejatinya petahana akan dengan mudah mendapatkan dukungan partai politik karena elektabilitas dan popularitas yang tinggi. Sehingga tidak jarang petahana akan menjabat selama dua periode. "Akhyar Nasution sang petahana bukan berstatus unggulan melainkan underdog alias kuda hitam atau bukan unggulan," sebutnya
Ia melihat ada rencana koalisi istana untuk mendukung menantu Presiden Jokowi Bobby Afif Nasution. "Partai pro pemerintah disetting dari istana untuk memberikan dukungan ke menantu presiden. Hasilnya 8 partai politik peraih kursi di DPRD Medan yakni PDIP, Gerindra, Golkar, PAN, Nasdem, Hanura, PSI dan PPP telah mengeluarkan sinyal kuat bakal merekom menantu RI 1, bukannya untuk sang petahana," jelasnya.
Meski begitu, ia menyebut Akhyar Nasution masih memiliki keuntungan karena ada dua partai politik tersisa yakni PKS dan Demokrat yang akan memberikan dukungan.