Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Keuangan 2013-2014, Chatib Basri menilai ekonomi RI butuh waktu yang agak panjang untuk pulih dari pandemi COVID-19. Kurva pemulihannya tidak memungkinkan membentuk huruf V melainkan membentuk huruf U atau lebih lama bangkit.
Kurva U artinya kegiatan ekonomi harus siap menghadapi untuk proses pemulihan yang agak panjang. Bila proses pemulihannya butuh waktu yang panjang, salah satu yang jadi korban tentunya adalah pelaku usaha terutama UMKM.
"Ini punya implikasi pada UMKM, artinya yang mereka butuhkan nanti adalah relaksasi dari kreditnya, restrukturisasi, karena kan kalau dia panjang, baru bisa kembali normal itu, mengalami kesulitan kreditnya macam-macam. Kemudian adalah akses serta kecepatan juga agunan," kata Chatib dari webinar, Kamis (3/9/2020).
Menurut Chatib, semua kebutuhan akan tambahan modal itu bisa didapatkan dari fintech lending atau peer to peer lending (P2P lending).
"Nah saya melihat bahwa di dalam fintech itu dia punya keunggulan untuk bisa cater ini (melayani) kenapa itu bisa dilakukan dalam situasi di mana konvensional bisnis akibat pandemi itu kan interaksinya tidak terlalu mudah sekarang secara fisik kan. Mau tidak mau itu harus dilakukan misalnya dengan online," sambungnya.
Namun, P2P lending tidak bisa berdiri sendiri. P2P lending butuh dukungan dari pemerintah seperti yang didapat oleh perbankan.
"Tetapi saya mesti mengatakan bahwa itu tidak berdiri sendiri, tentu regulatornya juga harus men-support P2P misalnya relaksasi, kalau dari debiturnya minta relaksasi kredit mau tidak mau itu juga treatment nya kepada P2P harus juga sama seperti di perbankan misalnya. Kemudian nanti kalau misalnya recovery-nya telah terjadi, lalu UMKM mau scale up, mau menaikkan, itu bisa nggak limitnya, dimungkinkan nggak?" katanya.(dtf)