Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pada triwulan III-2020, ekonomi Sumatra Utara (Sumut) diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya dikisaran 1,2-1,6%. Diperkirakan tumbuh pada skenario sangat berat, ekonomi Sumut triwulan III hanya akan berada dikisaran 0,3-0,7%. Perkiraan ini merujuk pada asumsi penurunan PDB dunia dan harga komoditas.
Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan, dengan kondisi pandemi Covid-19 saat ini, asumsi perekonomian Sumut diperkirakan pada skenario berat dan sangat berat.
"Namun untuk saat ini, skenarionya lebih ke asumsi sangat berat. Hal itu karena ekonomi Cina minus akibat pandemi Covid-19 hingga berdampak langsung terhadap perdagangan internasional. Sumut kita tahu, salah satu sumber pertumbuhannya adalah ekspor dan negara tujuan utamanya adalah Cina. Makanya ekspor Sumut terus merosot selama pandemi Covid-19," katanya, Rabu (9/9/2020).
Asumsi lain pada skenario sangat berat adalah dampak langsung penurunan devisa dari wisatawan mancanegara (wisman) akibat penutupan pintu masuk bagi wisman selama 9 bulan. Selanjutnya, dampak dari penurunan pertumbuhan PDB dunia sebesar 5,2% dari baseline serta penyesuaian harga komoditas ekspor utama di pasar internasional. Terakhir, dampak langsung pass through kepada lapangan usaha akibat penurunan perdagangan internasional.
Wiwiek mengatakan, melihat kondisi saat ini, pemulihan ekonomi Sumut perlu diperkuat. Kebijakan pemulihan ekonomi telah dijalankan untuk meminimalisir dampak pelemahan daya beli masyarakat yang terjadi akibat pemutusan hubungan kerja (PHK). Kebijakan tersebut antara lain melalui kebijakan restrukturisasi kredit UMKM serta penyaluran social safety net bagi masyarakat terdampak melalui refocusing APBD.
"Karena dengan perkembangan capaian perekonomian di triwulan II perlu upaya ekstra untuk mendorong ekonomi terutama pada triwulan III dan IV agar keseluruhan tahun masih dapat tumbuh positif," kata Wiwiek.