Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bicara soal perkembangan kasus virus Corona (COVID-19) ke ekonomi. Penyebaran virus Corona masih tinggi dan terjadi di sejumlah daerah utamanya di pulau Jawa.
"Dari kasus COVID ini, tidak hanya besar dari penduduk provinsi, tapi ekonominya, Dia akan pengaruhi ekonomi, kita lihat DKI tertinggi sekarang, diikuti provinsi lain seperti Jatim, Jabar, Jateng dan provinsi lain," tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual APBN KITA, Selasa (22/9/2020).
Sri Mulyani juga mengatakan virus ini masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi perekonomian baik dalam skala global maupun nasional. Kemampuan mengendalikan virus Corona menjadi sangat penting.
"Dengan kondisi COVID yang masih menjadi faktor pertama pengaruhi ekonomi, di level global dan nasional kita masih sangat ditentukan oleh kemampuan pengendalian COVID," tuturnya.
Pertumbuhan ekonomi global tahun ini oleh lembaga internasional diperkirakan minus. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global berada di level -4,9%, World Bank -5,2%, dan OECD memprediksi di level -4,5%.
"Ini lebih baik dibandingkan proyeksi OECD di Juni yang sampaikan bisa minus 6 sampai minus 7,6%," katanya.
Di tahun depan, lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia berada di kisaran 4-5%. Artinya mulai ada secercah cahaya di 2021.
"Ini konsekuensi tahun ini yang menurun dan berasumsi kondisi COVID bisa dijaga dan mulai tersedia vaksin yang membuat kondisi kegiatan ekonomi ditingkatkan. Lalu juga stimulus semua negara bisa memberikan dampak dari minimal penuruanan ekonomi atau penguatan ekonomi tahun depan," ujarnya.(dtf)