Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sungguh malang nasib Rio Ahmad. Pemuda 20 tahun yang bekerja di PT Indofarm Sukses Makmur yang beralamat di Patumbak, Deli Serdang, Sumatra Utara ini, harus kehilangan tangan kirinya karena kecelakaan kerja yang ia alami di perusahaan pembibitan dan budi daya sapi potong itu.
Peristiwa itu terjadi pada Desember 2019 lalu saat ia memasukkan jagung ke mesin penggilingan. Rio pun dirawat di Rumah Sakit Sembiring Deli Tua selama empat hari. Ironisnya sudah kehilangan tangannya, Rio masih juga harus ikut menanggung biaya operasi tangannya yang diamputasi dengan cara gajinya dipotong. Demikian kisah Rio kepada wartawan di Medan, Rabu ( 4/11/2020)
"Total biaya operasi kurang lebih Rp 14 juta. Rp 5 juta dari biaya itu, aku yang tanggung dengan cara potong gaji," kata Rio.
Ditambahkan warga Lima Puluh yang tinggal di rumah keluarganya di Patumbak ini, setelah kecelakaan itu, ia istirahat pemulihan kurang lebih 3,5 bulan. Selama itu ia tidak pernah menerima gaji atau santunan dari perusahaan tempatnya bekerja. Baru pada akhir Maret 2020, ia kembali bekerja dan sejak itu gajinya dipotong Rp 100 ribu tiap minggu.
Dikatakan Rio, sejak mengalami kecelakaan, tugasnya dipindahkan menjadi petugas cuci bak dengan besaran gaji Rp 70 ribu per hari. Kemudian naik jadi Rp 90 ribu per hari. Namun kenaikan gaji itu tak lama dirasakannya. Hanya tiga minggu sebelum ia dipecat. Rio sendiri dipecat per 19 September 2020 dengan alasan tidak mau menandatangani perpanjangan kontrak yang dilakukan per tiga bulan sekali.
"Sejauh ini sudah kucicil Rp 1,6 juta utangku, ditambah Rp 300 ribu yang diminta sebagai komitmen awal saat akan masuk kerja lagi. Jadi totalnya Rp 1,9 juta. Padahal sampai saat ini aku masih berobat jalan. Kurang lebih sudah habis Rp 5 juta selama berobat jalan," aku Rio.
Disinggung soal santunan, Rio mengaku tak pernah menerima satu rupiah pun, padahal ia sudah cacat seumur hidup dan tiga bulan lebih tak bekerja karena masa pemulihan.
Rio mengaku, saat ini mengalami kesulitan dana, apalagi tangannya itu belum sembuh benar. "Kalau habis mandi, terasa ngilu. Karena dagingnya masih tipis. Jadi masih sering demam," katanya.
Rio berharap pihak PT Indofarm Sukses Makmur maupun PT Parlindungan Sidabutar sebagai perusahaan penyalur tenaga kerja memberikan haknya. Antara lain, mengganti cicilan utang yang sudah ia berikan, santunan selama masa pemulihan, dana berobat jalan dan biaya santunan karena mengalami kecelakaan saat sedang bekerja.
Harapan yang sama juga disampaikan Sukatmi, salah seorang keluarganya. Sukatmi mengaku kecewa karena tidak ada niat baik perusahaan kepada Rio. "Kami ini orang susah. Mohonlah sama pemerintah atau yang berwenang agar kami dibantu," ujarnya.
Sementara itu, otoritas PT Indofarm Sukses Makmur, Ferdinand, yang dikonfirmasi mengaku Rio bukan pekerjanya. "Dia bukan pekerja saya, tanya sama penyalurnya," kata Ferdinand.
Direktur PT Parlindungan Sidabutar, Santi mengatakan, selaku penyalur tenaga kerja di PT Indofarm Sukses Makmur, pihaknya tidak mengenal Rio. Kata Santi, Rio menggantikan abangnya di sana dan soal kecelakaan itu adalah kelalaiannya. Santi juga menampik ada cicilan yang dibayar Rio terkait biaya operasinya itu.
"Itu kan kata dia. Kami yang tanggung sama PT Indofarm. Kurang lebih Rp 14 juta. Lagipula status dia itu menggantikan abangnya yang balik ke kampung karena ada urusan. Jadi bukan pekerja saya," tandasnya.