Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni P. Joewono mengatakan konsumsi kopi di Indonesia terus meningkat. Peningkatan itu terjadi seiring dengan maraknya kafe-kafe di wilayah perkotaan, dan juga tren konsumsi kopi yang sudah menjadi gaya hidup.
"Konsumsi kopi tinggi karena muncul kafe-kafe kopi yang dikelola oleh anak-anak milenial. Nah trennya menggunakan kopi-kopi nusantara, trennya sekarang seperti itu, sehingga, kafe-kafe ini tidak hanya menjual kopi, tapi juga mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif dari komunitas kopi," ujar Don dalam webinar Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2020 edisi Dialog Kopi, Sabtu (21/11/2020).
Namun, pertumbuhan konsumsi kopi itu juga diiringi dengan kekhawatiran akan tingginya impor kopi, bahkan ditakutkan melebihi ekspor Tanah Air,
"Kita takut jangan sampai nanti impornya lebih besar dari ekspornya," ujar Doni.
Di sisi lain, menurut Doni ekspor kopi Indonesia terus mengalami penurunan. Kontribusi kopi Indonesia dalam memenuhi konsumsi dunia pun masih sangat minim.
"Tapi kita lihat ekspor kita terus turun, kita cuma memenuhi 4% dari kebutuhan dunia. Tapi ya itu tadi, karena lifestyle meningkat, impornya meningkat juga. Nah ini yang harus kita tutup," urainya.
Bahkan, menurut Doni, Indonesia masih kalah bersaing dengan Brasil dan Vietnam dalam ekspor kopi.
"Ini kan menunjukkan bahwa produksi kopi kita tidak secepat yang dilakukan oleh Brasil dan Vietnam. Ini yang kita semua harus mendorong ini," imbuhnya.
Salah satu faktornya adalah produksi kopi Indonesia yang masih sangat tradisional dan masih perlu diperluas. Terlebih lagi, saat ini menurut Doni, total areal produksi kopi di Indonesia baru 760.000 hektare (ha), padahal total luas yang tersedia mencapai 1,26 juta ha.
"Jadi memang untuk mendorong ekspor kopi ke mancanegara itu tidak terlepas dari tantangan kita. Sekarang kan problem-nya bagaimana kita menjadikan kopi sebagai produk utama kita. Jadi tantangannya kalau kita lihat budi daya tanaman kopi ini produktivitasnya masih rendah karena dilakukan secara tradisional, nah inilah yang harus kita pikirkan bagaimana cara menanamnya dengan baik," kata Doni.
Oleh sebab itu, ia mengajak generasi muda Indonesia, dan juga berbagai kalangan lainnya untuk mendukung peningkatan produksi kopi. Apalagi, Indonesia sudah punya reputasi yang bagus di dunia kopi internasional.
"Tapi jangan lupa, kita itu termasuk 4 besar dunia. Karena varietas kopi kita unik. Meskipun kita hanya 17% dari total produksi Indonesia. Jadi arabika memang hanya 17%, tapi kita punya kategori speciality coffee yang tinggi di dunia internasional," pungkasnya.(dtf)