Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Asahan. Kurang lebih hampir dua minggu warga yang tinggal di desa yang menjadi angganan banjir seperti Kecamatan Tinggi Raja, Buntu Pane maupun Simpang Empat merasakan kesusahan akibat luapan sungai karena tingginya intensitas hujan. Aktivitas dan kegiatan perekonomian masyarakat lumpuh total.
Berdasarkan data yang dirilis dari BPBD Asahan, 500 kepala keluarga (KK) atau lebih dari rua ribu jiwa warga yang terdampak banjir tersebut terancam kesehatannya dan berpotensi terserang penyakit. Jika minimnya perhatian kesehatan, dan bantuan sosial terhadap warga korban banjir ini maka tentu saja hal tersebut akan menambah penderitaan mereka, sebab mayoritas warga memang enggan meninggalkan rumahnya untuk mengungsi.
“Sudah hampir dua minggu gak bisa kemana mana. Setiap hari takut kalau air naik. Kalau penyakit seperti gatal-gatal, demam, batuk, pasti ada mayoritas anak anak,” kata Ruslan salah seorang warga desa di Tinggi Raja Asahan, Jumat (4/12/2020).
Dia mengatakan meski sudah ada bantuan dari pemerintah dan beberapa relawan, namun kebutuhan warga korban banjir selain pangan sangat banyak, sehingga tidak mencukupi semuanya untuk keluarga dan anak-anaknya.
Seperti yang dikatakan Susi, seorang ibu rumah tangga yang dua orang anaknya mengalami sakit diare, gatal-gatal dan demam. Kondisi ini dialami sebagian besar anak-anak yang mengungsi, karena memang kondisi cuaca dan minimnya fasilitas untuk mereka.
Dia berharap, selain memperhatian kondisi para pengungsi, pemerintah daerah (pemda) dapat mencari solusi agar banjir segera surut dan tidak terulang kembali setiap musim hujan.
"Mudah-mudahan pemerintah bisa mencari solusi banjir ini. Sebab kami menderita sekali setiap tahun harus kebanjiran seperti ini," ujarnya.
Kondisi banjir di Kabupaten Asahan khususnya pada daerah yang bersempadan dengan aliran sungai silau dinilai semakin parah setiap tahunnya. Ketinggian muka air sudah ada yang mencapai dua meter dan merendam keseluruhan rumah warga akibat luapan air sungai.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Asahan melaporkan sedikitnya ada 500 kepala keluarga (KK) yang rumahnya terdampak dan tergenang banji akibat tingginya intensitas hujan di hulu mengakibatkan meluapnya sungai silau yang tidak tahan menampung debit air.