Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah melakukan vaksinasi mulai awal 2021. Hal itu diharapkan segera memulihkan perekonomian dari gejolak pandemi COVID-19. Namun, penyaluran kredit diprediksi belum akan tancap gas meskipun vaksin mulai disuntikkan.
Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Andry Asmoro menjelaskan sisi permintaan diperkirakan belum akan pulih tahun depan. Penyebabnya karena vaksin kemungkinan belum bisa terdistribusi secara penuh. Kondisi itu akan ikut menghambat pertumbuhan industri keuangan.
"Kami memproyeksikan pertumbuhan kredit masih maksimal 5 persen. Jadi masih di bawah 5 persen tahun 2021," kata dia melalui keterbatasan tertulis, Senin (14/12/2020).
Dia memperkirakan ekonomi masih akan bergerak sekitar 60-70% dari total kapasitasnya. Menurutnya ekonomi akan pulih seperti kondisi sebelum pandemi yaitu pada 2022, tetapi kecepatannya akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan regulator dan masyarakat dalam memaksimalkan momentum pertumbuhan.
Dampak dari belum pulihnya sektor riil ini kemungkinan membuat pertumbuhan kredit masih seperti yang diproyeksikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yaitu sekitar 1-4% pada 2021.
Dia lanjut menjelaskan pemulihan sektor riil akan mempengaruhi sektor keuangan karena sektor keuangan mendukung sektor riil, terutama dari sisi finansial dan pembiayaan. Artinya, kalau sektor riil belum pulih, pertumbuhan kredit masih tetap rendah.
Namun di sisi lain, dia mengatakan ada beberapa sektor yang sebenarnya pemulihannya relatif cepat, misalnya sektor informasi komunikasi dan teknologi. Mereka justru diuntungkan di masa pandemi.
Kata dia juga, sektor makanan dan minuman sempat terkena dampak negatif, tetapi sekarang sudah relatif membaik. Lalu sektor transportasi darat relatif membaik karena tidak ada lagi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kemudian, sektor kesehatan di bidang farmasi juga sudah membaik.
"Sektor perdagangan, meski masih rendah, tetapi karena tidak ada lagi PSBB, saat ini pelaku usaha sudah mulai leluasa berdagang. Sektor pertanian juga permintaannya sudah mulai tinggi, apalagi ada upaya mencegah terjadinya krisis pangan," sebutnya.
Dia juga menilai peran OJK sangat membantu perbankan mencegah terjadinya kredit macet di masa pandemi COVID-19, terutama dari kebijkan relaksasi pinjaman dan pembiayaan. Kebijakan itu bakal memperkuat kinerja industri keuangan tahun depan.
Kebijakan relaksasi kredit, dijelaskannya membantu pemulihan ekonomi dari sisi perbankan dan saling menopang dengan kebijakan stimulus pemerintah lainnya, seperti penempatan dana pemerintah di perbankan, serta upaya perbaikan sisi permintaan di sektor riil.
"Peran OJK sangat membantu perbankan, terutama dalam bagaimana relaksasi yang dilakukan oleh OJK, sehingga bank bisa leluasa melakukan restrukturisasi kredit dan pembiayaan," tambahnya.(dtf)