Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Padangsdimpuan. Menjelang natal dan tahun baru (nataru) harga kebutuhan pokok di Kota Padangsidimpuan mengalami kenaikan. Kondisi ini membuat warga masyarakat berhemat dan belanja seperlunya saja.
Nur (42) ibu rumah tangga mengatakan terpaksa membeli cabe merah, dan bawang serta kebutuhan pokok lainnya seperlunya saja karena saat ini harganya melambung tinggi.
"Harganya naik, jadinya cukup beli seperlunya saja bawang merah sekilo, cabe merah sekilo dan bawang putih sekilo itu saja," ujar Nur sambil berlalu di tengah keramaian pasar Sangkumpal Bonang, Kota Padangsidimpuan dengan masker melekat di mulut, Selasa (22/12/2020).
Dinda (29), seorang pedagang mengakui bahwa harga memang mengalami kenaikan karena harga di tingkat petani juga ikut naik. "Harga naik hal yang biasa terjadi menjelang natal tahun baru atau hari besar lainnya. Kenaikan dipicu harga di tingkat petani yang ikut naik," kata Dinda.
Dikatakan harga bawang merah sebelumnya Rp28.000 per kg, naik menjadi Rp30.000 per kg. Untuk cabe merah Angkola Julu sebelumnya Rp40. 000 per kg naik menjadi Rp53. 000 per kg.
"Sementara harga cabai merah Toba sebelumnya Rp40.000 per kg, naik menjadi Rp55.000 per kg.Kenaikan harga rata-rata di atas Rp 10.000 per kilogram," katanya.
Untungnya bawang putih Rp25.000 per kg, harga ini stabil tidak ada kenaikan selama sepekan. Begitu juga tomat brastagi Rp 8.000 hanya naik di ribu menjadi Rp10.000 per kg.
Dinda memperkirakan cabai merah akan melonjak terus di Kota Padang Sidimpuan sampai akhir tahun 2020. Dia juga tidak takut cabe busuk bila tidak terjual habis karena bisa diolah menjadi cabe giling.
Kenaikan Harga Tidak Membuat Pedagang Gembira
Naiknya harga bahan pokok seperti cabai merah , bawang merah, bawang putih, tomat brastagi tidak membuat para pedagang gembira justru membuat mereka pusing karena kenaikan dari tingkat petani. Justru membuat kesulitan bagi mereka untuk menjual karena daya beli masyarakat menurun ditengah pandemi Covid-19 ini.
"Daya beli masyarakat menurun karena masa pendemi Covid-19 ini membuat warga kesulitan menghasilkan uang untuk kebutuhan sehari-hari," kata Dinda.
Mereka berharap masa pandemi ini cepat berakhir sehingga aktivitas kembali normal dan bisa produktif dan ekonomi membaik.