Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Presiden Amerika Serikat Joe Biden menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin dan menyampaikan keprihatinan atas penangkapan tokoh oposisi Alexei Navalny.
Pejabat-pejabat AS mengatakan, dalam panggilan telepon pertamanya dengan Putin pada Selasa (26/1) waktu setempat, Biden juga mendesak pemimpin Rusia itu soal kampanye spionase dunia maya besar-besaran.
Disebutkan bahwa kedua presiden juga setuju agar tim mereka segera bekerja untuk menyelesaikan perpanjangan New START, perjanjian kontrol senjata AS-Rusia, sebelum berakhir bulan depan.
"Dalam waktu dekat, para pihak akan menyelesaikan prosedur yang diperlukan yang akan memastikan berfungsinya lebih lanjut dari pakta tersebut," demikian pernyataan Kremlin mengenai panggilan telepon itu seperti dilansir dari Channel News Asia, Rabu (27/1/2021).
Pernyataan Kremlin tidak membahas masalah paling kontroversial antara negara-negara itu, meskipun dikatakan bahwa kedua pemimpin juga membahas "masalah akut lainnya dalam agenda bilateral dan internasional."
Kremlin menggambarkan pembicaraan itu sebagai "jujur dan seperti bisnis" - sering kali merupakan cara diplomatik untuk merujuk pada pembicaraan yang tegang.
Kremlin juga mengatakan Putin memberi selamat kepada Biden karena menjadi presiden dan "mencatat bahwa normalisasi hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat akan melayani kepentingan kedua negara".
Di antara masalah yang menurut Kremlin dibahas adalah pandemi virus Corona, perjanjian nuklir Iran, Ukraina, dan masalah terkait perdagangan dan ekonomi.
Menurut pejabat-pejabat AS yang mengetahui soal panggilan telepon itu, Moskow menghubungi minggu lalu untuk meminta panggilan telepon tersebut. Biden pun setuju tetapi ingin terlebih dahulu mempersiapkan dengan stafnya dan berbicara dengan sekutu Eropa, termasuk para pemimpin Inggris, Prancis, dan Jerman.
Pada hari Selasa (26/1) sebelum panggilan teleponnya dengan Putin, Biden berbicara dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. Dia menjanjikan komitmen Amerika Serikat terhadap aliansi yang telah berusia puluhan tahun itu yang didirikan sebagai benteng melawan agresi Rusia.(dtc)