Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Tokyo - Ratusan demonstran Myanmar berkumpul di Tokyo, Jepang untuk memprotes penahanan para pemimpin pemerintah Myanmar dalam kudeta militer. Mereka datang sambil membawa potret Aung San Suu Kyi.
Dilansir dari Reuters, Senin (1/2/2021) para demonstran, yang mengenakan masker dan membawa bendera, berdiri di luar Universitas Perserikatan Bangsa-Bangsa di pusat kota Tokyo dan meminta badan internasional tersebut untuk mengutuk tindakan militer Myanmar.
"Saya khawatir (akan keluarga saya), tetapi lebih dari mereka saya khawatir akan Aung San Suu Kyi," kata Tin Htway (22), pekerja restoran Burma (nama lain Myanmar) yang mengikuti aksi protes tersebut.
Than Swe, presiden Persatuan Asosiasi Warga Myanmar, mengatakan dia ingin Suu Kyi dan semua pemimpin yang terpilih secara demokratis segera dibebaskan.
"Militer perlu mengakui hasil (pemilu) 2020 dan menghentikan apa yang mereka lakukan sekarang," kata Swe (58).
Salah satu penyelenggara aksi protes mengatakan hampir 800 orang mengikuti aksi demonstrasi pada hari Senin (1/2) tersebut.
Partai Demokrasi Liga Nasional (NLD) mengatakan bahwa pemimpinnya, Suu Kyi meminta publik untuk menolak kudeta oleh militer dan mendesak mereka untuk melakukan protes.
"Tindakan militer adalah tindakan untuk mengembalikan negara di bawah kediktatoran," kata NLD dalam sebuah pernyataan yang memuat nama Suu Kyi.
"Saya mendesak orang-orang untuk tidak menerima ini, dan dengan sepenuh hati memprotes kudeta oleh militer," imbuh NLD dalam pernyataannya.
Jepang dan Myanmar telah lama memiliki hubungan yang erat, di mana Tokyo adalah donor bantuan utama selama bertahun-tahun dan sejumlah perusahaan Jepang melakukan bisnis di Myanmar.
Sekitar 33.000 orang Burma tinggal di Jepang per Juni tahun 2020 lalu, dengan hampir setengah dari mereka mendapatkan visa pelatihan teknis, yang memungkinkan mereka bekerja di Jepang.
Pemerintah Jepang telah meminta militer Myanmar untuk membebaskan para pemimpin yang ditangkap setelah militer merebut kekuasaan. Pihaknya menambahkan bahwa mereka telah lama mendukung demokrasi di negara itu dan menuntutnya segera dipulihkan. dtc