Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) terus diperkenalkan ke masyarakat. QR Code yang dikembangkan industri sistem pembayaran dengan Bank Indonesia (BI) ini membuat proses transaksi non tunai menjadi lebih praktis dan terjaga keamanannya. Semua pemilik dompet digital kini dapat bertransaksi di seluruh toko, pedagang, warung, parkir, tiket wisata dan lainnya yang berlogo QRIS, meskipun penyedia QRIS di merchant berbeda dengan penyedia aplikasi yang digunakan masyarakat.
Seiring dengan peningkatan pembayaran secara digital, merchant berlogo QRIS pun terus bertambah termasuk di Sumatra Utara (Sumut). Menurut Kepala BI Perwakilan Sumut, Soekowardojo, peningkatan merchant berlogo QRIS menjadi salah satu bukti jika QRIS semakin dikenal masyarakat.
"Tentu BI juga terus melakukan sosialisasi sehingga QRIS semakin dekat dengan masyarakat. BI sendiri juga menggelar promo kopi Rp 1 di Bandara Kualanamu. Ini experience untuk mengenalkan QRIS ke masyarakat. Sejauh ini, responnya cukup bagus dan masyarakat jadi tahu apa itu QRIS," katanya, Rabu (3/3/2021).
Pihaknya berharap pengguna transportasi udara yang baru tiba di bandara punya pengalaman cara menggunakan QRIS. Meski promo ini hanya berlaku hingga akhir Maret, tapi diharapkan dengan pengalaman menggunakan QRIS ini mereka bisa bercerita mudahnya menggunakan QRIS ini. Sehingga untuk berbelanja bisa menggunakan QRIS dan tidak perlu lagi menggunakan uang tunai. Hal itu juga sangat mendukung saat pandemi.
Ditanya apakah ada keluhan dari pengguna QRIS, dikatakannya, selama ini pihaknya belum menerima. Karena sepanjang ponsel dalam pengawasan dan PIN juga tidak dibagikan dengan orang lain, pasti aman. Di sisi lain penggunaannya juga masih diawasi BI dengan mematok saldo maksimal Rp 2 juta.
Di Sumut sendiri, kini terdapat 244.413 merchant QRIS dan ditargetkan bisa mencapai 500.000 merchant di akhir tahun 2021 ini. Merchant QRIS juga didominasi usaha mikro yakni sebanyak 161.000 atau sekitar 66% dari total merchant QRIS di Sumut.
Dan dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi khususnya di sektor mikro, BI juga telah memperpanjang skema merchant discount rate (MDR) 0% untuk usaha mikro hingga 31 Desember 2021. MDR ini digunakan untuk pemeliharaan teknologi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) dan perbankan.
Dikatakan Soeko, pengelolaan uang tunai juga membutuhkan biaya untuk penyetoran, penyimpanan, dan sebagainya. Namun pada penggunaan QRIS, biaya ini sudah tidak ada lagi.
Pihaknya juga terus mendorong agar nilai transaksi yang dihasilkan lewat pembayaran non tunai berbasis QRIS bisa segera langsung masuk ke rekening pemilik merchant, terutama merchant yang masuk kategori UMKM. Saat ini, nilai transaksi baru akan diterima H+1 dan bahkan H+2.
"Sehingga ini memang akan menyulitkan pemilik usaha yang modal usahanya bergantung dari penjualan harian. Makanya dalam setiap rapat kita terus mendorong, agar kendala yang dialami oleh merchant itu bisa diatasi, sehingga semakin banyak merchant yang tetap menerima transaksi non tunai," katanya.
Pemilik usaha Drip Koffie yang menjadi mitra program Ngopi Enak Satu Rupiah, Adrianus Lumbanbatu, mengatakan, hampir semua pengunjung Bandara Kualanamu sudah melek dengan penggunaan dompet digital.
"Hanya saja, ketika mereka ingin memanfaatkan program ini, mereka bingung apakah dompet digital yang mereka miliki bisa dipakai. Karena dibenak mereka, QRIS itu salah satu jenis dompet digital. Tapi setelah kita jelaskan bahwa QRIS itu QR Code dan untuk transaksi bisa menggunakan dompet digital apa pun, banyak yang langsung paham," katanya.