Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Setelah sukses menghadirkan single “Syair Cinta” Maret lalu, kelompok musik asal Medan Suarasama kembali meluncurkan single terbaru mereka, “Malikul Quddus”. Komposisi musik Suarasama kali ini berangkat dari spiritual music (sama’i) yang terdapat pada peradaban tradisi musik sufi Islam di Timur Tengah, khususnya Turki.
"Teks lagu dalam karya komposisi ini merupakan ungkapan dikr kepada Sang Pencipta. Garapan musikal diiringi secara minimalis dengan fretless guitar, menirukan alat musik khas Turki dan srutipeti India. Gitar yang dipakai dibuat khusus dari bambu," kata pentolan Suarasama, Irwansyah Harahap dalam keterangan tertulisnya, Minggu malam (17/4/2021)
“Fretless bamboo guitar ini merupakan karya guru saya Endo Suanda yang diberikan kepada saya lima tahun lalu. secara bentuk mirip dengan guitar perdesiz yang ada di Turki," lanjut Irwansyah.
Lagu “Malikul Quddus” ini menggunakan Bahasa Arabis dan isinya merupakan pujian kepada sang Khaliq. Single ini khusus diterbitkan dalam rangka bulan suci Ramadan tahun 2021 juga untuk menyambut hari ke-17 Ramadan nantinya, yang merupakan peringatan Nuzulul Qur’an (turunnya Alquran).
Single “Malikul Quddus” ini ditampilkan dengan gaya musik dengan genre world music/fusion. Dalam karya ini Irwansyah Harahap dan pentolan Suarasama lainnya Rithaony Hutajulu yang juga istrinya ini, mendapat inspirasi dari style musik Sufi Arab dan Turki, khususnya dari pengalaman mereka ketika melanjutkan studi master mereka di bidang Etnomusikologi di Seattle, Washington USU, di pertengahan tahun 1995. Pada masa studi ini mereka banyak belajar langsung dengan para maestro musik dunia di antaranya pemusik legendaris Qawali Nusrat Fateh Ali Khan dan Darius Talai dari Iran.
“Malikul Quddus” dapat didengar di berbagai digital platform seperti Spotify, Joox, Langit Musik, Resso, Itunes, mulai 23 April 2021. Suarasama berharap semoga lagu ini dapat memberikan rasa sejuk dan damai saat melaksanakan ibadah Ramadhan di tengah situasi pandemi yang masih terjadi saat ini.
Suarasama telah memproduksi 4 album musik: “Fajar Di Atas Awan” (1998, 2018), “Rites of Passage” (2002); “Lebah” (2008); dan “Timeline” (2013). “Fajar di Atas Awan” yang berisi sembilan lagu pertama kali diproduksi dalam bentuk CD oleh Radio France Internationale (RFI), France 1998. Satu lagu yang berjudul “Fajar di Atas Awan” diproduksi kembali dalam kompilasi Music of Indonesia Volume 20: Indonesian Guitars oleh Smithsonian Folkways Recording, 1999 in Washington DC, USA. Di tahun 2008 album yang sama diterbitkan ulang dalam bentuk CD dan LP oleh Dragcity Chicago dan didistribusikan ke beberapa negara di dunia, khususnya Eropa dan Amerika.
Setelah diterbitkan kembali oleh Drag City, salah satu label terbesar yang berbasis kepada musik Indie, album musik Suarasama “Fajar di Atas Awan” banyak direview oleh berbagai Webzine seperti Pitchfork dan Sublime Frequency. Album ini disebut-sebut “One of the 10 best World Music album Of the Year” oleh UnCut Magazine, London dan “One of the 10 Best Album of October, 2008” oleh Global Rhythm Magazine, USA.
Karya musik Suarasama pernah dipakai dalam film “[un]COMMON SOUNDS : exploring the contribution of music and the arts in fostering sustainable peacebuilding among Muslims and Christians”, oleh Fuller Theological Seminary, USA (2013). Irwansyah Harahap sendiri telah mendapat anugerah kebudayaan Kemendikbud RI sebagai pelopor world music di Indonesia tahun 2017.