Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Indah Permatasari belum lama ini membalas perkataan jahat netizen soal dirinya. Indah disebut tak lagi cantik karena menikah dengan Arie Kriting.
Arie Kriting, sebagai suami mengaku bingung masih ada netizen yang suka berkata jahat seperti itu. Apalagi saat ini dalam suasana Ramadhan.
"Orang mungkin bilang itu risikonya public figure untuk urusan pribadinya jadi urusan orang lain. Tidak usahlah kita menyampaikan hal-hal yang jahat apa lagi di social media," ungkap Arie Kriting soal hujatan mengenai dirinya dan Indah Permatasari, saat ditemui di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan.
Perkataan-perkataan jahat itu, menurut Arie Kriting tidak ada manfaat. Justru dirinya merasa kasihan dengan orang-orang yang suka menghujat dirinya dan juga Indah Permatasari.
"Satu manfaatnya untuk kita juga nggak ada. Dua, orang tepatnya kita melampiaskan perkataan-perkataan jahat ke orang lain itu berdampak kan kasihan juga. Padahal kenal juga tidak. Apa motivasinya? Kenapa bersikap jahat di social media? Masalah dia apa?" tutur Arie Kriting.
"Tapi itulah sudah zamannya orang bebas berkata apa saja. tapi sebaiknya bukan hal-hal yang bisa mengakibatkan hal buruk bagi orang lain. Tapi kebanyakan suka bersembunyi (pada alasan) 'Ya kan cuma tanya.' Tapi, pertanyaannya kadang suka jahat bos," bebernya.
Pada kesempatan tersebut, Arie Kriting justru mengingatkan untuk terus berusaha memberikan hal-hal positif. Masih banyak hal yang perlu diperhatikan ketimbang mengomentari rumah tangga orang lain.
Arie Kriting mengingatkan pada netizen dengan salah satu hal contohnya adalah bencana alam di Nusa Tenggara Timur. Meski bencananya sudah berlalu, saudara-saudara di NTT masih sangat terdampak. Arie Kriting bersama beberapa sahabat menggelar Konser Amal Peduli Bencana NTT.
"Jadi sebenarnya acara tadi adalah hanya kemasan saja. Yang utamanya adalah tetap menggalang dana untuk teman-teman di NTT. Ini penting untuk masyarakat di luar sana agar tahu situasi di NTT. Itu bencananya mungkin katakanlah sudah berlalu, tetapi dampaknya masih terus dirasakan," ucap Arie Kriting mengingatkan.
Masih banyak masyarakat NTT yang butuh bantuan. Untuk bisa bangkit kembali dibutuhkan uluran tangan yang tulus dan peduli.
"Paling fatal itu adalah kerusakan alat-alat produksi yah. Karena di sana banyak masyarakat menggantungkan diri dari pertanian kemudian peternakan dan juga nelayan. Nah ini alat produksinya banyak yang rusak, tanah nggak bisa diolah dan ternak-ternak yang mati, kemudian kapal-kapal yang rusak," kata Arie Kriting.
"Kami sangat berharap donasi dan perhatian untuk NTT tidak berhenti sampai di sini, kami akan coba terus menggalang bantuan untuk masyarakat di sana," tukasnya. dtc