Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah telah menyusun postur APBN tahun 2022. Postur APBN tersebut didasari oleh proyeksi ekonomi Indonesia di tahun 2021. Pada APBN tahun depan, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, memperkirakan defisit di kisaran 4,51-4,85% dari PDB atau sekitar Rp 808,2-879,9 triliun.
Pendapatan negara tahun depan sendiri diprediksi 10,18-10,44% dari produk domestik bruto (PDB), atau di kisaran Rp 1.823,5-1.895,4 triliun. Sementara, belanja negara diprediksi mencapai 14,69-15,29% dari PDB, yaitu sekitar 2.631,8-2.775,3 triliun. Angka itu naik 15,58% dari target tahun 2020.
"Belanja negara ada di kisaran 14,69-15,29% dari GDP. Sehingga dalam hal ini defisit masih ada di kisaran 4,51-4,85% dari GDP," kata Sri Mulyani dalam rapat koordinasi pembangunan pusat 2021 Kementerian PPN/Bappenas, Kamis (29/4/2021).
Untuk penerimaan negara, ia merincikan target untuk penerimaan pajak 8,37-8,42% dari PDB, atau Rp 1.499,3-1.528,7 triliun. Selain itu, dan penerimaan negara bukan Pajak (PNBP) 1,8-2% dari PDB, atau Rp 322,4-363,1 triliun. Lalu penerimaan hibah sebesar 0,01-0,02% dari PDB, atau Rp 1,8-3,6 triliun.
Kemudian, ia memperkirakan belanja pemerintah pusat di kisaran 10,36-10,63% atau Rp 1.856-1.929,9 triliun pada tahun 2022. Sementara itu, transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) ditargetkan 4,33-4,66% atau Rp 775,8-845,3 triliun.
Sementara itu, dengan defisit yang telah dipaparkan, pemerintah memprediksi rasio utang pada tahun 2022 di kisaran 43,76-44,28%. Terakhir, keseimbangan primer atau primary balance diprediksi berada pada kisaran 2,3-2,65% dari PDB, atau Rp 414-480,5 triliun.
Sri Mulyani mengatakan, postur APBN tersebut masih fokus pada program pemulihan ekonomi. Untuk belanja, pemerintah akan fokus pada belanja pendidikan, kesehatan perlindungan sosial, serta transformasi ekonomi dengan membangun infrastruktur strategis, serta reformasi birokrasi.
"Kesimpulannya tahun 2022 masih merupakan tema pemulihan ekonomi, namun juga kita terus mengeksplorasi reformasi struktural," tandasnya.(dtf)