Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Setelah beberapa kali dihentikan hingga beberapa kru memutuskan untuk cabut dari produksi, film Mission Impossible kembali diterpa masalah. Tom Cruise pun dibuat pusing setelah warga Stoney Middleton, Derby, Inggris mengajukan protes.
Lokasi tersebut dijadwalkan menjadi set dari salah satu adegan paling intens di film yakni kecelakaan kereta api di sebuah bukit di sana. Mereka pun telah mengajukan perizinan pada pemerintah setempat dan disetujui.
Namun masyarakat ternyata menolak diadakannya syuting di desa kecil mereka karena takut hal itu akan merusak lingkungan tempat mereka tinggal selama puluhan tahun.
Apalagi usai mereka tahu jika di sana akan dilakukan adegan kecelakaan kereta api yang melibatkan 250 kru produksi. Pihak Taman Nasional pun memberikan izin asal mereka meminimalisir kerusakan alam yang diakibatkan dari syuting tersebut.
"Ini adalah area yang sangat asri dan indah yang akan hancur saat tuan Tom Cruise dan pekerjanya muncul. Ia (Tom Cruise) tak berarti apa-apa untuk ku, aku dan suamiku sudah tidak pernah ke bioskop sejak 46 tahun lalu," tutur Elizabeth Longbottom, salah satu warga lokal yang berusia 80 tahun.
Namun sayangnya protes itu ternyata tak semata-mata untuk melindungi lingkungan mereka, ada motif lainnya.
"Aku berharap pihak studio memberikan imbalan bagi para warga yang kehidupan pribadinya sudah terganggu dengan adanya syuting tersebut," ungkap Robin.
Sebelumnya lebih dari empat kali sudah, syuting Mission Impossible ditunda. Sedihnya lagi, kali ini adalah pengambilan gambar terakhir yang dilakukan di Timur Tengah. Tom Cruise bersama para kru dan bintang film tersebut sudah bertolak ke sana, namun tiba-tiba sang sutradara memutuskan untuk menunda syuting.
Hal itu disebabkan karena banyak kru yang khawatir dan menolak untuk berlama-lama di sana setelah diberlakukannya kebijakan karantina hotel di Inggris. Pihak studio pun terpaksa mengeluarkan bujet ekstra untuk mem-booking jet pribadi untuk membawa mereka pulang akhir pekan ini sebelum kebijakan baru tersebut diberlakukan di Inggris.
"Produksi (syuting) kembali terkendala sebuah masalah. Beberapa di antara mereka merasa khawatir akan terkena aturan karantina di hotel saat kembali ke Inggris dan meminta untuk segera pulang sebelum aturan itu berubah," kata salah seorang sumber pada The Sun.
"Pihak studio pun terpaksa membawa mereka pulang dengan sebuah pesawat pribadi dan kehilangan mereka membuat syuting tak bisa dilanjutkan," pungkasnya. dtc