Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Provinsi Sumatera Utara, menyebut RSU Bunda Thamrin Medan menjadi contoh sukses penanganan pasien covid-19 di Sumut. Karena kesuksesan itu, rumah sakit-rumah sakit swasta lainnya bisa mencontoh RSU Bunda Thamrin.
Hal itu disampaikan Koordinator Administrasi dan Keuangan Satgas Covid-19 Sumut, Agus Tripiyono, kepada wartawan, Jumat (07/05/2021).
Pada hari itu di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur Sumut, berlangsung rapat antara Satgas dengan manajemen RS di wilayah Medan, Binjai dan Deli Serdang, untuk mengantisipasi lonjakan pasien covid-19 pasca libur Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri 1442 H/2021.
"Sukses story yang bisa dicontoh, seperti RSU Bunda Thamrin Medan, yang sukses menangani pasien covid. Saya rasa rumah sakit-rumah sakit swasta lainnya bisa mencontohlah rumah sakit Bunda Thamrin," ujar Agus didampingi Kadis Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan.
Kalau memang ada rumah sakit yang selama ini pasiennya sedikit, kata Agus, mengapa tidak semuanya saja kamar dibuka untuk penanganan covid, asalkan dokter dan perawatnya ada.
"Saya rasa orang akan ke sana gitu. Sekarang orang sulit kok untuk mendapatkan rumah sakit. Tapi kalau dibuka seluas-luasnya, saya rasa orang akan datang," sebut Agus Tripriyono.
Dan Agus Tripiyono sebelumnya mengatakan hasil rapat itu antara lain kesiapan Satgas Covid-19 Sumut dan rumah sakit yang menangani covid, bersiap mengantisipasi lonjakan pasien covid-19 pasca libur Lebaran nanti.
Sebelumnya, Kadis Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, yang juga Wakil Ketua Satgas Covid-19 Sumut, mengatakan ada 3 rumah sakit favorit penanganan covid di Sumut, yakni RSU Bunda Thamrin, RSU Royal Prima dan RSU Murni Teguh.
Ketiga rumah sakit itu sebutnya kerap penuh. Pasiennya silih berganti. Namun bukan berarti rumah sakit di Sumut tidak mampu menangani covid. Secara keseluruhan, kondisi kamar atau Bed Occupancy Rate (BOR) 60% yang terpakai, sementara 40% lagi masih ada. "Jadi tak perlu khawatir," kata Alwi.