Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnidaily.com-Mevicedan. Pelabuhan Indonesia 1 memperkuat marine service menjadi salah satu strategi perseroan tahun ini. Bisnis pelayanan sektot laut akan dilakukan dengan melakukan pengembangan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (PIE), intelligent marketing, memperluas networking dengan melakukan kerja sama dan bergabung dalam komunitas internasional, serta penerapan Internet of Things (IoT) pada sektor bisnis marine service.
“Marine Service merupakan salah satu strategi bisnis yang akan fokus dikembangkan pada semester II tahun 2021 ini. Berada di tengah Selat Malaka sebagai jalur perdagangan tersibuk di dunia yang dilintasi 80.000 kapal per tahun, kegiatan marine service yang dikelolaPelindo 1 sangat penting,” ujar Direktur Operasional dan Komersial Pelindo 1, Ridwan Sani Siregar kepada medanbisnisdauly.com, Selasa (8/6/2021).
Dikatakannya, Pelindo 1 akan terus mengembangkan layanan pemanduan dan penundaan kapal di Kuala Tanjung PIE yang memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang secara cepat. Lokasi di tengah jalur utama Selat Malaka yang dilewati 25 persen komoditas perdagangan dunia dan didukung hinterland yang kuat di 10 provinsi di Pulau Sumatra, menjadikan posisi Kuala Tanjung PIE semakin strategis dan berpotensi besar sebagai simpul penting dalam jaringan logistik dan supply chain global.
"Kuala Tanjung PIE terdiri dari dua bagian yang saling terintegrasi, yaitu Kawasan Pelabuhan (Kuala Tanjung Multipurpose Terminal) dan Kawasan Industri (Kuala Tanjung Industrial Zone)," kata Ridwan Sani.
Sein itu, intelligent marketing dilakukan dengan fokus melakukan identifikasi customer, khususnya di wilayah Batam, Karimun, dan perairan Selat Malaka. Pelindo 1 akan meningkatkan pasar pelayanan kegiatan ship to ship (STS) di cabang pelabuhan Tanjung Balai Karimun dan Pulau Nipah, Kepulauan Riau. Dalam bisnis marine service, katanya, Pelindo 1 dapat melaksanakan kegiatan labuh jangkar (anchorage area) di Perairan Nipah dengan alih muat (ship to ship), pencucian kapal (tank cleaning), pencampuran bahan (blending), pengisian minyak atau air bersih (bunker), dan berlabuh jangkar (logistic supply, Laid Up & Ship Chandler) sesuai dengan izin yang diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan.
Hal yang sama juga dilaksanakan di Perairan Tanjung Balai Karimun. “Kita optimis bisnis STS transfer di Karimun dan Nipah bisa terus berkembang. Kami terus berupaya menjalin kerjasama dengan pemilik kapal dan melakukan direct marketing kepada customer untuk masuk ke Karimun maupun Nipah,” ungkap Ridwan Sani Siregar.
Selanjutnya, Pelindo 1 memperluas networking dengan melakukan kolaborasi dan partnership untuk optimalisasi bisnis marine service. Salah satu mitra yang digandeng adalah PT Kawasan Industri Dumai (KID). Kolaborasi kedua belah pihak ditandai dengan penandatanganan kerja sama operasi pelayanan jasa pemanduan, penundaan dan jasa lainnya di Jakarta pada Maret lalu.
Kemudian, Pelindo 1 menerapkan IoT pada sektor bisnis marine service dengan mengembangkan sejumlah layanan digital di seluruh lingkungan Pelindo 1 yang didesain khusus bagi para pengguna jasa agar dapat diakses secara mudah, aman, dan di mana saja. Layanan digital kepelabuhanan yang dikembangkan Pelindo 1 berupa i-Marine dan Port Operation Command Center (POCC).
Sistem i-Marine dapat membantu pengguna jasa membuat perencanaan tambat, layanan online meeting, informasi posisi kapal, layanan pemanduan dan penundaan secara online, air kapal, dispatching pilot assignment, dan tugboat secara real time. "Sistem POCC digunakan sebagai pusat kendali dan koordinasi pelayanan kapal dan terminal serta monitoring antrean kapal," tegarnya.