Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kinerja ekspor kopi Sumatra Utara (Sumut) masih mencatatkan angka negatif. Per April 2021, nilai ekspor kopi Sumut tercatat sebesar US$ 90,989 juta atau minus 19% dibandingkan April 2020 sebesar US$ 112,341 juta. Sementara volume-nya juga turun menjadi 21.384 ton dari sebelumnya 22.346 ton.
Ekspor kopi Sumut masih didominasi jenis arabika dengan volume 20.198 ton dan nilai US$ 80,180 juta.
Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut, Saidul Alam, mengatakan, kinerja ekspor kopi masih dipengaruhi melemahnya permintaan buyer (pembeli). "Volume dan nilai ekspor kopi Sumut yang masih tertahan ini terjadi di tengah produksi kopi yang juga ketat akibat memasuki masa trek," katanya, Kamis (10/6/2021).
Alam mengatakan, masa trek kopi diprediksi hingga Oktober sehingga ekspor diperkirakan tetap tertekan. Karena itu, eksportir berharap permintaan lokal meningkat agar produksi bisa terserap.
Untuk harga sendiri, saat ini harga jual di pasar lokal juga menguat akibat masa trek. Harga biji kopi arabika di pasar lokal misalnya sekitar Rp 50.000-an/kg atau lebih tinggi sedikit dari harga ekspor yang dikisaran US$ 4 hingga US$ 4,5/kg.
"Mudah-mudahan ke depannya permintaan membaik dengan harga jual yang tetap bagus sehingga devisa dari kopi pada 2021 bisa lebih tinggi dari 2020," kata Alam.
Pada 2020 lalu, total volume ekspor kopi Sumut hanya 53.585 ton dengan devisa US$ 259,114 juta atau lebih rendah dari 2019 yang sudah sebanyak 61.676 ton dengan devisa senilai US$ 337,293 juta.