Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tapanuli Tengah. Warga di dua desa yakni, Desa Makarti Nauli (SP 1) dan Rawa Makmur, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah, dibikin heboh lantaran seorang warga pemilik lahan 40 hektare ikut dalam program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
Menurut warga, syarat untuk mengikuti program penanaman kembali (replanting) tersebut maksimal 4 hektare per petani. Warga desa menduga telah terjadi manipulasi data lahan.
“Sudah sempat ribut itu. Warga di sini juga tahu kalau ada seorang petani yang lahannya lebih dari 4 hektare. Itu lahan milik bermarga Siburian,” ucap warga yang tidak ingin disebut namanya, Jumat (24/6/2021).
Warga itu menjelaskan, program PSR di Desa Makarti Nauli (SP 1) dan Rawa Makmur (SP 2), Kecamatan Kolang, dikelola oleh Koperasi Mitra Abadi Sejahtera.
Kepala Desa Rawa Makmur, Pinonta Sinaga kepada wartawan tidak menampik informasi dari warganya tersebut.
Pinonta mengatakan, sebelum program replanting dilaksanakan, ada seorang petani bermarga Siburian yang mengikuti program mendatangi kediamannya untuk mengurus administrasi.
“Katanya mau buatkan surat. Saya tanyakan lagi, kok banyak kali lahan bapak? Dia jawab ini punya keluarga. Saya jelaskan lagi, kalau peserta replanting itu harusnya paling banyak 4 hektare per petani. Makanya saya tidak buatkan suratnya,” ungkap Pinonta.
Menurut Pinonta, jika petani bermarga Siburian itu tetap ikut dalam program replanting, maka dia tidak paham dengan prosedur dalam program itu. Ia pun menyarankan untuk menanyakan langsung kepada pihak pengelola.
“Tanyakan langsung ke ketua koperasi dari mana suratnya. Jika pun ada rekayasa, saya tidak tanggung jawab. Kalau tidak sertifikat, saya tidak mau mengeluarkan surat untuk replanting. Replanting yang bersertifikat saya layani, kalau yang SKT (Surat Keterangan Tanah) tak pernah saya layani untuk replanting,” ucapnya.
Untuk memastikan informasi itu, wartawan mendatangi kantor pengelola yakni, Koperasi Mitra Abadi Sejahtera yang berada di Desa Rawa Makmur. Sayangnya, seorang pekerja mengatakan, bahwa semua pegawai koperasi sedang tidak berada di tempat.
“Gak ada pengurus (koperasi) di sini bang, stafnya sudah pulang. Kalau ketuanya lagi sakit pulang ke Medan. Kalau gak, jumpai saja kepala Desa Makarti Nauli (SP 1), dia juga kerja di sini,” terang pekerja itu.
Pekerja yang enggan menyebutkan namanya itu mengaku kalau dia hanya sebatas penjaga kantor koperasi tersebut.
Kepala Desa Makarti Nauli, Nasrul, ketika ditanyai mengaku bukan pengurus koperasi itu. Ia hanya sebatas pekerja jika diminta oleh pihak koperasi. “Saya bukan pengurus di situ. Saya hanya bekerja kalau ada proses penanaman,” kata Nasrul.
Ester, salah seorang staf koperasi Mitra Abadi ketika dihubungi terpisah memilih bungkam. Ia mengaku tidak berhak menjawab dan menyarankan kepada wartawan untuk menanyakan langsung kepada ketua koperasi. “Ketua koperasi kami sedang rawat jalan di Medan. Ke bapak itu aja tanyakan. Saya tidak tahu hal itu,” singkat Ester.