Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Liga 1 dan Liga 2 ditunda pelaksanaannya ke akhir Juli 2021. Alasannya, BNPB tak menghendaki gelaran kompetisi karena angka COVID-19 Indonesia yang sedang tinggi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirim surat ke PSSI dan PT Liga Indonesia Baru pada, Senin (28/6/2021), untuk menunda kompetisi Liga 1 dan Liga 2. Kompetisi dianggap terlalu berbahaya untuk digelar saat ini.
Tetapi, ada kabar bahwa itu bukan satu-satunya alasan kompetisi harus ditunda. Ada dugaan bahwa banyak pemain sepakbola saat ini yang sedang terpapar COVID-19.
Hal itu diketahui sesaat sebelum gelaran Piala Wali Kota Solo 2021. Desas-desus pemain dan ofisial salah satu klub terpapar klub sempat beredar, sementara pihak Panitia Pelaksana (OC) kesulitan memberikan bantahan.
"Kami belum bisa mengonfirmasi orang terjangkit COVID-19 sampai ada tes PCR. Menanggapi banyak berita beredar, 'tim ini ada positif-tim itu positif', sebenarnya kami belum bisa berasumsi apa-apa karena data yang masuk hasilnya baik. Hasil harian juga baik," kata Ketua OC Piala Wali Kota Solo 2021, Cahyadi Wanda, saat menanggapi isu anggota klub terpapar COVID-19.
Tak lama setelah pernyataan itu, Piala Wali Kota Solo 2021 ditunda sampai batas waktu tak ditentukan. Gelaran Piala Menpora 2021, yang katanya sukses, tak cukup meyakinkan pihak Satgas setempat bahwa Piala Wali Kota Solo 2021 juga bisa digelar dengan mulus.
Sementara itu, pelatih Persipura Jayapura, Jacksen F. Tiago, dalam pernyataannya yang dirilis klub di Youtube resmi klub, memberikan pandangan lain. Ia menyebut pembatalan Liga 1 dan Liga 2 berkaitan dengan dugaan anggota tim peserta Piala Wali Kota Solo 2021 terpapar COVID-19.
"Saya rasa ini ada hubungannya dengan Piala Wali Kota Solo 2021, barangkali ada beberapa oknum di sana yang terinfeksi. Sehingga diambil kesimpulan bahwa klub-klub lain ada juga oknum (yang terinfeksi COVID-19)," ujar Jacksen.
"Sehingga mereka (diasumsikan sebagai Satgas, PSSI, hingga PT LIB) kasih kesempatan buat pemeriksaan lebih detail lagi. Mungkin dari beberapa uji coba, mungkin kita (para klub) lalai sehingga ada celah virus masuk. Kita harus waspada, sekarang ini sedang masa meningkat (angka penularan)," ucapnya.
Pernyataan Jacksen terbilang masuk akal. Bisa jadi memang banyak anggota klub yang terpapar COVID-19 sehingga kompetisi harus ditunda.
Karena secara logika, angka COVID-19 yang sedang tinggi sebenarnya tak ada korelasi dengan penyelenggaraan sepakbola yang menerapkan protokol kesehatan ketat. Tetapi kalau memang benar pelakunya yang terpapar, menjadi diterima nalar kalau Liga 1 dan Liga 2 sampai harus ditunda.
Masalahnya, ini hanya menjadi dugaan-dugaan saja. Satu-satunya klub yang terbuka adalah Dewa United. Mereka awalnya membuat pernyataan untuk menarik diri dari Piala Wali Kota Solo dengan alasan tingginya angka COVID-19.
Kemudian, klub Liga 2 itu memberikan pernyataan lanjutan bahwa para pemainnya terpapar COVID-19. Alasan itu lah yang membuat mereka urung ikut gelaran Piala Wali Kota Solo.
"Beberapa pemain dan tim official kami sudah dinyatakan positif terpapar COVID-19. Mau tidak mau seluruh tim sekarang tidak berlatih dan harus isolasi mandiri untuk mencegah meluasnya penyebaran," kata CEO Dewa United FC, Kevin Hardiman, dalam pernyataan yang dirilis klub pada 22 Juni lalu.
Ada cerita lain soal gelaran Piala Menpora 2021, yang katanya zero case itu. Salah satu pemain yang turut serta pernah mengungkapkan, bahwa salah satu rekannya sempat terpapar COVID-19 di tengah-tengah gelaran.
Rekannya itu pun absen di beberapa pertandingan Piala Menpora 2021, saat sudah pulih dan bermain lagi, permainannya tak maksimal. Andai itu benar adanya, Panitia Piala Menpora 2021 tak jujur dengan klaim bahwa gelaran turnamen pramusim itu zero case.
Pihak klub, penyelenggara, hingga federasi tak pernah terbuka mengungkapkan hal-hal seperti itu. PSSI dalam suatu kesempatan sebenarnya memang pernah membuat pernyataan bahwa keterbukaan bukan menjadi fokus utama.
"PSSI pasti akan transparan, tapi di sepakbola juga ada yang namanya rahasia. Bahwa nanti akan ada yang terpapar di Piala Menpora 2021, kami juga harus menyampaikan itu ke publik, bila itu penting," kata Yunus Nusi, yang saat itu masih bertindak sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PSSI, di Mata Najwa, pada 23 Maret.
Kenyataannya, tak ada tuh keterbukaan dari PSSI selama gelaran Piala Menpora 2021. Terkesan ada upaya menutup-nutupi demi kelancaran turunnya izin Liga 1 dan Liga 2 2021, yang memang merupakan tujuan dari gelaran Piala Menpora 2021.
detikSport mencatat, ada beberapa klub yang terbuka mengenai kasus COVID-19 di timnya. Persib Bandung dan Persik Kediri contohnya.
Maung Bandung mengumumkan Wander Luiz terpapar virus Corona usai liburan dari Bali pada Maret 2020. Lalu, Macan Putih pernah mengumumkan bahwa Andri Ibo terinfeksi virus Corona pada 13 September 2020.
Setelahnya, tren tersebut tidak berlanjut. Lebih banyak beredar kabar, 'katanya' terkait pemain terpapar COVID-19 akibat kurangnya keterbukaan.
Kalau saja mau terbuka, sepakbola bisa menjadi kampanye perang melawan COVID-19 yang efektif. Pemain sepakbola yang dikenal punya fisik bagus, bisa sembuh hanya dalam beberapa hari.
Contoh tersebut bisa dilihat dari pemain-pemain yang berlaga di Eropa. Neymar, Sadio Mane, dan Mohamed Salah, adalah beberapa pemain yang pernah diumumkan positif COVID-19 oleh klubnya masing-masing. Tetapi, tak lama setelahnya mereka sudah bisa bermain secara normal lagi saat sembuh.
Sebagaimana pernyataan Jacksen, klub bisa saja tak mau terbuka karena lalai menjalankan protokol kesehatan. Misalnya tidak menerapkan protokol kesehatan yang ketat saat berlatih atau beruji coba. Ada kesan mereka enggan disalahkan saat mengumumkan anggotanya ada yang terpapar COVID-19.
Tak seperti biasanya, klub kini tak banyak memberikan pernyataan-pernyataan protes soal penundaan Liga 1 dan Liga 2. Hal ini makin menguatkan dugaan bahwa memang benar banyak anggota klub yang terpapar COVID-19.
Teranyar, ada Ahmad Bustomi dari Persela Lamongan yang mengumumkan dirinya positif COVID-19. "Ini penting saya utarakan. Saya sudah vaksin dua kali tetapi COVID-19 masih mampu menjebol pertahanan. Buat teman-teman tetap jaga prokes, jangan merasa sudah kebal walau sudah divaksin," tulis Ahmad Bustomi di postingan Instagram pada 29 Juni.
PT LIB kemudian memberikan tanggapan soal situasi Ahmad Bustomi. Operator kompetisi meminta klub untuk lebih ketat lagi dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Klub bertanggung jawab terhadap protokol kesehatan dan harus selalu mengingatkan para pemainnya. Mudah-mudahan dapat ditangani dengan baik. Yang penting jangan sampai jadi klaster. Klub mempunyai kewenangan penuh untuk menjaga protokol kesehatannya masing-masing," ujar Direktur Operasional PT LIB Sudjarno.
Keterbukaan mengenai kondisi tim ini penting bagi penanggulangan penyebaran virus Corona dengan cara 3 T: test, tracing, treatment, utamanya di lingkungan para pelaku sepakbola. Liga jelas melibatkan banyak pihak, ada anak gawang, petugas medis, security, bahkan supir bus dan karyawan hotel tempat tim menginap. Oleh karena itu, keterbukaan penting untuk test pada pemain yang terinfeksi, tracing cara melacak siapa saja yang kontak erat, juga treatment agar yang terjangkit COVID-19 bisa mendapatkan perawatan yang memadai.
Sembari menunggu Liga 1 dan Liga 2 berjalan, detikers jangan lupa menjaga diri dengan 3 M: mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. dtc